Bisnis.com, MANGUPURA--International Food Agriculture Development atau IFAD memberikan bantuan US$50 juta untuk pengembangan petani milenial yang rural dan agrikultur di Indonesia.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan bantuan dari salah satu sumber pendanaan khusus untuk pertanian itu akan dikucurkan secara bertahap mulai tahun ini selama tiga tahun ke depan.
“Berkat keseriusan melakukan regenerasi petani, Indonesia menjadi salah satu proyek rintisan dunia, melalui pendanaan IFAD untuk mewujudkan generasi muda petani yang produktif, melek teknologi, dan modern,” katanya, Selasa (12/3/2019).
Menurut Iwantoro sebagai percontohan, Indonesia akan disoroti dunia karena dianggap cukup berhasil dalam melakukan perubahan pertanian melalui aspek teknologi.
Alih generasi petani muda milenial ini diharapkan bisa menjadi tulang punggung petani masa depan, untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Kata dia sejak 2012 masalah alih fungsi lahan menjadi persoalan yang mendapat perhatian serius menyusul minnimnya generasi muda yang mau bekerja menjadi petani.
Baca Juga
Pemerintah pun terus melakukan alih generasi menuju petani milenial modern yang memiliki kemudahan akses permodalan dan pasar berbasis teknologi.
Mulai 2019 ini, lanjut Iwantoro, pemerintah memberikan pelatihan dan bimbingan teknologi (bimtek) ke berbagai kabupaten untuk mengubah pola pikir dari petani tradisional menjadi modern dengan mekanisasi teknologi pertanian.
Kepada ratusan perwakilan anggota Gabungan Kelompo Tani (Gapoktan) se-Bali, Iwantoro mendorong hubungan saling menguntungkan seperti kemitraan petani dengan Wisata Agro di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
Kata dia jika selama ini petani menjual produk atau barang ke pasar, kini pasar yang datang ke petani melalui wisata agro. Model ini akan dikembangkan oleh kelompok tani, tidak hanya terbatas pada perkebunan tetapi juga tanaman pangan lainnya.
Wisata Agro di Kecamatan Petang yang melibatkan petani di sekitar kawasan ini mampu memberikan pendapatan minimal Rp3 juta per bulan.
Kini di Bali terdapat sekitar 12 ribu petani milenial usia 18-39 tahun yang akan dibekali bimtek tentang pengolahan pascapanen berbasis teknologi seiring masuknya era industri 4.0.
Iwantoro berharap secara bertahap setiap tahun petani milenial Indonesia bisa bertambah 20%.