Bisnis.com, JAKARTA—Konsultan properti mengemukakan saat ini, pembangunan yang dilakukan pengembang masih dalam kisaran pembangunan rumah tapak, kompleks perumahan atau klaster, atau apartemen dan bukan kota baru.
Manager Research & Advisory Coldwell Banker Commercial Angra Angreni mengatakan bahwa berdasarkan riset yang dilakukan perusahaan itu, belum ada pembangunan kota baru yang dilakukan pengembang.
Adapun, pengembang juga harus membangun kerja sama dengan penyedia fasilitas-fasilitas kota, atau pengembang bisa juga berperan sebagai penyedia fasilitas itu sendiri, seperti penyediaan kendaraan umum.
“Selain itu, hal terpenting justru juga harus ada dukungan dari pemerintah karena kan pemerintah yang lebih berwenang, misalnya, terkait keputusan atau kebijakan arah pengembangan suatu wilayah. Jadi, ya, perlu adanya sinergi antara kebijakan pemerintah dan visi misi pengembang,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Adapun, menurut Angra, terdapat beberapa hal yang membuat pembangunan kota baru di Indonesia terhambat seperti akses dan konsepnya yang terkadang masih condong kepada kawasan industri, kawasan ekonomi, atau pun kota penunjang.
Selain itu, umumnya pengembangan kota baru akan mengikuti perkembangan infrastruktur seperti jalan tol. Dengan demikian, umumnya kota baru berada di arah luar kota besar seperti di Bumi Serpong Damai (BSD), Summarecon Serpong, dan Sentul City.
Baca Juga
“Sekarang yang sedang dikembangkan masih di daerah Maja, itu juga sudah lama dikembangkannya. Mungkin nanti pengembangannya bisa ke arah Sukabumi juga,” lanjutnya.
Kemudian, kendala lainnya adalah belum terjadinya pemerataan untuk pengembangan tata kota di Indonesia, seperti persoalan distribusi penduduk yang tidak merata, ketidakmerataan struktur ekonomi, dan pertumbuhan aktivitas pembangunan sektor industri dan jasa yang belum merata.
Ke depan, ujarnya, beberapa lokasi cukup potensial untuk dijadikan kota baru seperti di Pontianak, Manado, Palembang, Bandarlampung, dan Makassar. Namun, pengembangannya umumnya masih berkonsep sebagai kota penunjang.
Sementara itu, untuk di wilayah Jawa seperti Sukabumi dengan perkembangan infrastrukturnya juga akan berpotensi menjadi area yang berkembang. Kemudian, area di mana sektor industri juga berkembang, seperti Cikarang, Karawang, dan area di Jawa Timur, misalnya, di Gresik dan Sidoarjo.