Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi mencari suntikan dana untuk membiayai megaproyek kota futuristik Neom yang diperkirakan membutuhkan anggaran US$1,5 triliun atau senilai Rp24.367 triliun (asumsi kurs Rp16.244).
Arab Saudi berencana menerbitkan obligasi riyal perdananya untuk memenuhi kebutuhan pendanaan megaproyek tersebut.
Otorita Neom dilaporkan telah menggandeng HSBC Holdings Plc dan sejumlah unit sekuritas dari Al Rajhi Bank dan Saudi National Bank dalam rangka menyukseskan penjualan obligasi syariah atau sukuk tersebut.
Melansir Bloomberg, Senin (22/4/2024), lewat penerbitan obligasi ini, Arab Saudi diprediksi akan menjaring injeksi dana sebanyak 5 miliar riyal (US$1,3 miliar) atau senilai Rp21,11 triliun.
Adapun, penjualan obligasi/sukuk syariah yang dikeluarkan Otorita Neom tersebut diprediksi akan dilakukan paling cepat pada paruh kedua tahun ini.
Sementara itu, keputusan akhir penetapan jadwal dan jumlah obligasi yang ditawarkan saat ini masih dalam pembahasan tergantung hasil riset minat pasar nantinya.
Baca Juga
Sebagai informasi, Neom merupakan kota canggih yang saat ini tengah dikembangkan oleh pemerintah Arab Saudi. Proyek yang digagas oleh putra mahkota Mohammed bin Salman ini berlokasi di gurun barat laut kerajaan.
Proyek utama dari pembangunan ini adalah The Line, yang merupakan sepasang gedung pencakar langit berlapis cermin yang diharapkan oleh kerajaan akan membentang sepanjang 170 kilometer.
Lebih lanjut, rencana pembangunan Neom juga mencakup kawasan industri, pelabuhan, dan pengembangan pariwisata.
Saat ini, sebagian besar pendanaan pembangunan Neom masih berasal dari suntikan ekuitas kerajaan Saudi yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Namun, untuk melaksanakan proyek ambisius ini, para pengembang Neom telah berburu dana segar dalam beberapa bulan terakhir.
Di samping itu, Neom baru-baru ini mendapatkan pinjaman 10 miliar riyal (Rp43,30 triliun) dari sekelompok bank Saudi. Pengembang proyek ini juga telah mendapatkan pinjaman sebesar 3 miliar riyal (Rp12,99 triliun) untuk membiayai Sindalah, sebuah pulau wisata mewah di Laut Merah.
Pengurangan Skala
Masalah pendanaan membuat proyek Neom mengalami revisi. Bloomberg melaporkan, Arab Saudi telah mengurangi ambisi jangka menengahnya untuk proyek The Line.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi sempat menyebut bahwa The Line akan diisi oleh 1,5 juta penduduk yang tinggal pada tahun 2030. Namun, saat ini pemerintah berharap pengembangan The Line akan menampung kurang dari 300.000 penduduk pada 2030.
Rencana untuk melakukan penjualan sukuk tersebut diinisiasi oleh Public Investment Fund (PIF). Di mana, PIF telah mempertimbangkan rencana untuk mempercepat penjualan surat utang mereka sendiri dan anak perusahaan mereka.
PIF juga telah mempertimbangkan untuk mendapatkan pinjaman bank atau menawarkan ekuitas di perusahaan-perusahaan yang dikontrolnya karena mereka sedang mencari sumber-sumber dana baru.
Upaya PIF untuk mendapatkan lebih banyak uang tunai itu dilakukan karena total pengeluaran dana tersebut akan mencapai $70 miliar per tahun setelah tahun 2025, naik dari tingkat dari saat ini sekitar $40 miliar hingga $50 miliar per tahun.