Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Coworking Space Tumbuh Tercepat di Asia

Di berbagai belahan dunia, mulai muncul tren perumahan profil pengisi ruang properti, terutama di pasar kantor. Coworking space di Asia perumbuhannya mengalahkan Eropa dan Amerika.
Salah satu coworking space di Kuningan, Jakarta Selatan./Reuters
Salah satu coworking space di Kuningan, Jakarta Selatan./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Di berbagai belahan dunia, mulai muncul tren perumahan profil pengisi ruang properti, terutama di pasar kantor. Hal ini bisa mempengaruhi strategi investasi untuk pemilik properti komersil.

Konsultan properti Colliers International menemukan bahwa bergesernya bentuk pengisi ruang properti akan mempengaruhi strategi investasi pemilik properti komersil.

Managing Director of Capital Market and Investmen Services Colliers Terence Tang menyebutkan bahwa di area Central Business District (CBD) selama ini umumnya didominasi oleh perusahaan finansial.

Namun, kini perusahaan teknologi, media, dan telekomunikasi (TMT), serta operator ruang kerja seperti coworking space nyatanya menjadi pendorong permintaan properti kantor terbesar sepanjang 2017-2018.

“Saat ini perusahaan TMT mengisi sekitar 18% dari seluruh ruang kantor di kawasan utama CBD di Asia, sedangkan untuk coworking space mengisi sekitar 5%. Pada 2018, TMT dan coworking soace bersama menyumbang keterisian ruang kantor masing-masing 11% dan 75% untuk kantor kelas atas,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Minggu (10/3/2019).

Menurut Tang, pertumbuhan pengisi ruang kantor ini memang lambat, tapi belum akan berbalik arah dalam waktu dekat.

Selanjutnya, perkembangan teknologi dan sektor coworking space di Asia layaknya berkaca pada perkembangan di Inggris dan Amerika. Akan tetapi, Asia bergerak lebih cepat dibandingkan dengan pasar urban lainnya seperti di Eropa dan Amerika.

“Sektor TMT masih menjadi pendorong utama pertumbuhan permintaan di pasar kantor di Inggris, mengisi 10% total pasok di London pada akhir 2018. Hal ini terpicu oleh perkembangan teknologi seperti Google, Facebook, Amazon, dan Apple,” imbuh Tang.

Namun, dari catatan pertumbuhan tersebut, menurut Collier masih lebih flat jika dibandingkan dengan di India atau di China, di mana perusahaan TMT-nya mengisi maing-masing 48% dan 20% daru seluruh keterisian ruang kantor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper