Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS KEHUTANAN BERKELANJUTAN : Paling Penting Kepastian Berusaha

JAKARTA — Konflik agraria ramai dibahas seusai debat calon presiden pada 17 Februari 2019. Dewan Pengawas Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) yang juga Managing Director PT Multistrada Agro International Kartika D. Antono, mengatakan bahwa industri kehutanan seharusnya memberikan kesejahteraan bagi seluruh pihak. Berikut wawancara Bisnis dengan Kartika usai menerima penghargaan dari Asian Institute of Management (AIM) di Manila, beberapa waktu lalu.
Managing Director PT Multistrada Agro International Kartika D. Antono (tengah) saat menerima Asian Institute of Management (AIM) di Manila, beberapa waktu lalu./Bisnis-Dara Azilya
Managing Director PT Multistrada Agro International Kartika D. Antono (tengah) saat menerima Asian Institute of Management (AIM) di Manila, beberapa waktu lalu./Bisnis-Dara Azilya

Kenapa industri ke­­hu­­tan­an perlu ber­ke­lan­jut­an?

Bisnis yang berkelanjutan itu harus mem­bawa nilai, tidak hanya bagi pe­mang­­ku kepentingan, tetapi juga me­ma­­­ju­­k­an masyarakat di sekitar hutan. Se­­­la­­ma ini, ada paradigma rakyat akan be­­r­on­­tak saat perusahaan akan berinves­ta­­si.

Di lapangan, kami masuk dan menunjukkan bahwa perusahaan adalah teman yang dapat menngembangkan hutan secara bersama secara berkelanjutan sehingga bersama-sama akan sejahtera. Masih ada paradigma bahwa perusahaan harus memenuhi hal-hal tertentu untuk dapat berinvestasi. Padahal, bisnis kehutanan ini kembalinya lama, bisa 5—10 tahun kemudian. Ini yang harus kita beri pengertian.

Apakah regulasi su­­dah menuju ke arah bis­nis kehutanan yang ber­ke­lan­jutan?

Regulasinya sebenarnya sudah ada, tetapi ini masih menjadi pekerjaan rumah kita semua. Misalnya dahulu di sebuah daerah, perusahaan kami memiliki area yang berkekuatan hukum tetap, lalu dirambah perusahaan negara lain untuk menanam sawit. Kami menang di Mahkamah Agung dan PK [peninjauan kembali]. Namun, sampai sekarang kepala daerahnya belum mau melaksanakan putusan MA tersebut. Hal seperti itu akan menyulitkan industri untuk melanjutkan investasi di wilayah tersebut.

Bagaimana kondisinya jika dibandingkan negara-negara tetangga?

Di Asia, yang area hutannya cukup luas adalah Indonesia. Di Malaysia relatif hampir seluruhnya sudah jadi perkebunan, di Thailand juga statusnya bukan lagi hutan.

Namun, mereka memiliki dukungan dari pemerintah. Mungkin karena Indonesia luas sekali, jadi untuk memberikan support satu persatu itu masih tantangan.

Di Malaysia misalnya, pemerintahnya mendukung industri kehutanan dengan riset dan teknologi, sedangkan di sini perusahaan melakukannya sendiri. Sebenarnya tidak masalah, asal ada kepastian. Kalau kit amelihat izin HTI [hutan tanaman industri] misalnya, buntutnya banyak sekali. Setelah izin HTI, ada penetapan tata batas yang sangat lama dan mahal karena bisa memakan biaya belasan juta per kilometer.

Bagaimana seharusnya penataan hutan sehingga dapat menarik lebih banyak investasi?

Industri kehutanan merupakan industri jangka panjang, tidak bisa mendapatkan profit dalam waktu singkat. Harus ada konsep yang dikembangkan untuk jagka panjang dan yang paling penting adalah kejelasan dan kepastian berusaha.

Di Indonesia ada jenis hutan seperti HTI, HTR [hutan tanaman rakyat], dan perhutanan sosial.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper