Bisnis.com, CILACAP--Presiden Joko Widodo kembali menekankan pentingnya untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil.
Hal tersebut diungkapkannya saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ekspansi 1x660 MW, Senin (25/2/2019).
"Gak papa pake batu bara, tapi kita harus liat visi ke depan, 100 tahun ke depan, 50 tahun yang akan datang. Kita juga tidak ingin terus tergantung pada energi fosil, batu bara," katanya.
Saat ini, menurutnya, pemerintah sudah mulai membangun pembangkit listrik berbasis energi terbarukan antara lain dari tenaga angin dan air. Salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Jeneponto dan Sidrap yang sudah diresmikan pada tahun lalu.
Selain PLTB, Jokowi mengungkapkan Indonesia juga memiliki banyak sungai yang bisa dimanfaatkan untuk memproduksi listrik demi tercapainya target rasio elektrifikasi nasional sebesar 99,9%.
"Kita sudah mulai pembangkit listrik tenaga bayu, tenaga angin, di Sidrap, Jeneponto, Kita juga ingin kembangkan pembangkit listrik tenaga air karena Indonesia punya sungai banyak sekali," jelasnya.
Mengutip data BPPT Energi Outlook 2016, bauran energi di Indonesia masih didominasi oleh minyak bumi sekitar 38%, diikuti oleh batu bara 30%, gas 22%, dan energi terbarukan 11%.
Namun, sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah berancang-ancang untuk menggenjot kontribusi energi terbarukan menjadi 23% pada 2025. Peningkatan tersebut didapat atas penurunan kontribusi minyak bumi.