Bisnis.com, JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Angkutan Darat Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) masih menanti keputusan pemerintah terkait bus tol Trans-Jawa, sementara trayek Trans-Jawa yang dilayaninya sudah mulai menggunakan tol sebagai alternatif jalur angkutan.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis DAMRI Nico R. Saputra menuturkan pihaknya selalu terlibat dalam pembicaraan pemerintah bersama Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), Jasa Marga beserta Perusahaan Otobus (PO) lain dalam pembentukan trayek bus melalui tol Trans-Jawa ini.
"Keterlibatan kami karena kami sudah memiliki trayek yang sudah ada ke Jawa Tengah dan Timur di antaranya Solo, Semarang, Purworejo dan Jogjakarta, sedangkan di Jawa Timur juga [ada] Malang dan Surabaya," tuturnya kepada Bisnis, Selasa (19/2/2019).
Dia menjelaskan bahwa saat ini seluruh trayek antarkota antarprovinsi (AKAP) DAMRI sudah menggunakan tol. Trayek tersebut yakni, Jakarta-Solo, Jakarta-Semarang, Jakarta- Purworejo, Jambi-Jakarta-Ponorogo, Jakarta-Malang, Jakarta-Ponorogo, Jakarta- Purwokerto, Jakarta-Cilacap, Jakarta-Wonosobo, serta Bandar Lampung-Jakarta- Jogjakarta.
Sementara itu, trayek Jakarta--Surabaya tengah berupaya dihidupkan kembali. Dia lalu menyebut DAMRI tidak ditunjuk pemerintah untuk menjadi operator yang melayani trayek bus Trans-Jawa.
Menurutnya, yang akan bertindak sebagai opertor bus tersebut akan ditunjuk oleh Kementerian Perhubungan (kemenhub) bersama PO yang melayani trayek Trans-Jawa. Dia melanjutkan, nantinya pemerintah bisa membuat standar pelayanan minimal (SPM) yang akan diikuti oleh seluruh PO.
"Tarifnya sendiri, nanti ada rapat selanjutnya dari hasil survei dan kajian. Pokoknya kita tunggu kelanjutan dari pihak Kemenhub membuka rute itu," ujarnya.
Nico menyebutkan dalam pembahasan pun dibicarakan skema diskon tarif tol agar tarif bus dapat terjangkau oleh masyarakat dan pelayanan dapat tetap bertahan dan menjadi lebih baik dari moda transportasi lainnya.
"Intinya pemerintah akan menggalakan dengan adanya tol ini minat masyarakat terhadap bus kembali meningkat, jadi pakai bus. Apalagi, tarif pesawat lagi mahal bisa pindah ke bus kembali harapannya," jelasnya.
Dia menilai yang terpenting moda transportasi bus AKAP dapat memiliki nilai plus dibandingkan dengan moda lainnya, harga yang lebih terjangkau serta pelayanan yang lebih baik.
Dia juga menyebut terjadi kenaikan okupansi penumpang dengan adanya tol Trans-Jawa ini. Perkiraannya kenaikan tersebut karena mahalnya tiket pesawat serta penggunaan reservasi dalam jaringan (daring) yang memudahkan penumpang.