Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendekati Tenggat Waktu 1 Maret 2019, AS-China Terus Genjot Pembicaraan Dagang

Pembicaraan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS) diklaim mengalami kemajuan dengan kemungkinan adanya perpanjangan gencatan senjata atas tarif yang diberlakukan dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut.
Presiden China Xi Jinping berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump (paling kanan). Ikut mendamping Ibu Negara China Peng Liyuan saat makan malam pada awal pertemuan puncak 6-7 April 2017 di  Florida./.Reuters
Presiden China Xi Jinping berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump (paling kanan). Ikut mendamping Ibu Negara China Peng Liyuan saat makan malam pada awal pertemuan puncak 6-7 April 2017 di Florida./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Pembicaraan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS) diklaim mengalami kemajuan dengan kemungkinan adanya perpanjangan gencatan senjata atas tarif yang diberlakukan dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut.
 
Presiden AS Donald Trump memuji kemajuan yang dibuat dalam pembicaraan perdagangan dengan China, pekan ini. Dia menyebut adanya kemungkinan memperpanjang gencatan senjata tarif dan mengambil langkah-langkah yang dapat disepakati dengan anggota parlemen oposisi.
 
Komentar Trump ini mengisyaratkan kedua belah pihak mungkin mendekati kesepakatan setelah dua hari pembicaraan tingkat tinggi di Beijing, China. Kedua negara mengatakan mereka sedang berupaya menuju kesepakatan tertulis awal dan akan melanjutkan negosiasi di Washington, AS pada pekan depan. 
 
AS sebelumnya mengancam akan menggandakan tarif lebih dari US$200 miliar atas barang-barang dari China jika tidak ada kesepakatan sebelum 1 Maret 2019.
 
"Ini berjalan sangat baik. Jika kita dapat membuat kesepakatan itu akan menjadi kehormatan saya untuk menghapus tarif, tetapi jika tidak, miliaran dolar AS mengalir ke Departemen Keuangan," ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (16/2/2019). 
 
Di sisi lain, Presiden China Xi Jinping juga terdengar optimistis dengan menyatakan bahwa pertemuan sepanjang pekan ini mencapai kemajuan penting.
 
Sementara itu, Trump mengklaim tidak membutuhkan dukungan dari anggota parlemen untuk memberlakukan atau mencabut tarif. Dia menyebutkan akan mempertimbangkan untuk membawa Partai Demokrat ke meja perundingan. 
 
Pernyataan Trump menunjukkan dia mungkin sedang mempersiapkan kampanye untuk menjual potensi kesepakatan perdagangan dengan China di Washington. Beberapa anggota Partai Demokrat telah menekan Trump untuk tetap berpegang pada pendekatan yang lebih keras ke Beijing. 
 
"Setiap kesepakatan yang saya buat menjelang akhir, saya akan membawa Schumer atau setidaknya menawarkannya dan Pelosi. Saya akan mengatakan 'Silakan bergabung dengan saya dalam kesepakatan itu,'" paparnya, merujuk pada pemimpin Senat Minoritas Chuck Schumer dan Ketua DPR Nancy Pelosi. 
 
Komentar optimistis Trump kontras dengan pernyataan resmi AS tentang pembicaraan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih. Dalam pernyataan itu, AS memperingatkan bahwa masih banyak pekerjaan yang tersisa.
 
Di sisi lain, investor memuji tidak adanya tanda-tanda eskalasi perang dagang antara kedua negara. Indeks S&P 500 naik 0,8% pada pukul 11.44 waktu New York.
 
Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan diskusi di ibu kota AS pada pekan depan karena mereka harus bekerja mencapai nota kesepahaman yang dapat membentuk dasar dari kesepakatan antara Trump dan Xi. Pertemuan puncak antara para pemimpin belum dijadwalkan. 
 
AS telah menetapkan batas waktu 1 Maret 2019 untuk menaikkan tarif barang-barang China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10%. Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa Trump sedang mempertimbangkan perpanjangan 60 hari untuk negosiasi.
 
Menteri Keuangan (Menkeu) AS Steven Mnuchin juga memberikan nada positif di Beijing. Dia mengklaim dirinya dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengadakan pertemuan yang produktif dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

Xi juga bertemu Mnuchin dan Lighthizer pada Jumat (15/2).
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper