Bisnis.com, JAKARTA — Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah membidik fasilitas pembiayaan proyek infrastruktur dan proyek strategis lainnya sebesar US$6 miliar sepanjang 2019.
CEO Unit Tim Fasilitasi Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA) Ekoputro Adijayanto mengatakan bahwa target yang dibidik pada tahun ini terbilang ambisius karena realisasi pada 2018 mencapai Rp47 triliun. Pasalnya, target yang diusung pada 2019 meningkat 77,82% dibandingkan dengan 2018.
Pada kuartal pertama 2019, katanya, PINA menargetkan sejumlah realisasi pemenuhan pembiayaan pada proyek jalan tol senilai US$600 juta atau setara Rp8,35 triliun.
Eko menerangkan bahwa PINA tengah gencar menggaet investor dan institusi pemilik dana jangka panjang di luar negeri untuk berpartisipasi dalam pembangunan proyek-proyek di Tanah Air.
Dia menyebutkan bahwa sejumlah skema pembiayaan kreatif bakal disiapkan agar dapat menarik minat calon nvestor.
"Kami menawarkan proyek-proyek yang umumnya proyek strategis nasional. Tidak terbatas pada proyek jalan tol saja, kami juga menawarkan proyek lain seperti industri, satelit, dan oil storage," ujarnya kepada Bisnis.com melalui sambungan telepon, Rabu (6/2/2019).
Baca Juga
Untuk menarik minat calon investor, PINA melakukan berbagai pertemuan dengan calon investor di sejumlah kota di dunia, antara lain di London, Inggris pada Rabu (6/2/2019).
Eko mengungkapkan bahwa calon investor yang berbasis di London berminat menanamkan modal pada sejumlah proyek jalan tol secara tidak langsung melalui instrumen portofolio atau surat berharga.
Investasi portofolio memungkinkan investor menanamkan modalnya pada lebih dari satu ruas tol dalam satu satu produk surat berharga.
Beberapa instrumen surat berharga yang bisa dibuat untuk menampung dana investor, menurutnya, antara lain reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) dan Dana Investasi Real Estat.
Selain Inggris, PINA juga akan menjajaki calon investor di negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, China, dan Rusia.