Bisnis.com, Tanjung Pandan -- Setelah pengelolaannya diambil alih oleh PT Angkasa Pura II(Persero), Bandara H.A.S Hanandjoeddin akan dikembangkan dalam dua tahap mengikuti rancangan rencana induk yang telah disiapkan sejak 2015.
Bandara di Tanjung Pandan, Belitung tersebut rencananya akan dikembangkan menjadi seluas 21.000 meter persegi dengan estimasi biaya berkisar Rp800 miliar.
Kepala Bandara H.A.S Hanandjoeddin Tanjung Pandan Ben Adi Surya mengungkapkan rencana induk telah disiapkan sejak 2015, tetapi pembangunan bandara internasional ini terus tertunda karena kendala anggaran.
Oleh karenanya, dia merasa bersyukur atas pengambilalihan bandara tersebut oleh AP II dan upaya pengembangan bandara dapat dilaksanakan dalam waktu dekat.
"Saya bersyukur sekali pengelolaan bandara diambil alih AP II karena yang mengambil badan usaha profesional dan memiliki dana. Kalau negara ini tanggungannya besar sekali, bandara di perhubungan udara ratusan, kalau sudah menguntungkan itu diambil AP II beban negara menjadi berkurang," ungkapnya kepada Bisnis, (5/2/2019).
Dia menjelaskan dalam rencana induk yang telah disiapkan posisi terminal akan sama sekali berubah, sehingga diperlukan pembangunan terminal baru dengan kisaran biaya Rp400 miliar. Posisi Apron atau tempat parkir pesawat pun akan bergeser lengkap dengan Garbarata dari terminal baru.
Dengan luas lahan sampai dengan 420 hektare, Bandara Internasional ini dalam 30 tahun diharapkan mampu menampung pergerakan penumpang hingga 6 juta penumpang pertahun.
Berdasarkan perhitungan 2018, pergerakan penumpang di Bandara Tanjung Pandan mencapai 1.044.210 penumpang dengan rincian 522.705 penumpang domestik dan 521.505 manca negara.
Presiden Direktur AP II, Muhammad Awaluddin memperkirakan nilai aset Bandara Belitung ini kurang lebih sebesar Rp2 triliun.
"Belitung kami perkirakan nilai investasi kita dialihkan kita sudah hitung paling tidak kami sudah mulai memperkirakan nilai sekitar Rp560 miliar, sudah kami siapkan," terangnya.
Dia menuturkan gambaran pada 2018, ada pergerakan pesawat kurang lebjh sebanyak 9.000 pergerakan, dengan kargo keluar masuk 10 ton per hari atau hampir 4.000 ton per tahun.
Dia memperkirakan tandatangan pengalihan operasi bandara dapat selesai pada April 2019. Dalam perhitungannya, dia mengestimasi pembangunan terminal baru menghabiskan dana antara Rp220 miliar--Rp250 miliar.
Pembangunan bandara pada tahap pertama berupa pendirian terminal baru serta peremajaan fasilitas yang sudah ada seperti overlay landasan pacu, pengadaan garbarata dan fasilitas administrasi.
"Dari asumsi itu perkirakan tahap pertama setelah bandara ini dialihkan ke kita, capex sudah ada segera saja. April atau Mei sign off serah terima, setelah itu detail engineering desaign lalu kita tender, karena capex sudah dialokasikan," tuturnya.