Bisnis.com, JAKARTA – Sekitar 64% dari total tambahan ruang perkantoran di Jakarta akan berada di kawasan CBD.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan proyeksi pasokan gedung akan ada tambahan sekitar 1,4 juta m2 yang mana 64% pasokan tersebut akan mendominasi wilayah pusat bisnis (CBD) Jakarta.
"Jumlah pasokan dari 2019 sampai 2021 tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan tahun 2018. Akan tetapi, ada harapan perkantoran bisa terjadi konsolidasi sehingga pada 2020 demand sduah bisa mengejar supply," kata Ferry, Rabu (9/1/2019).
Dia memaparkan pada 2018, ada penambahan pasokan sekitar 632.000 m2 di mana 76% dari jumlah seluruh pasokan terpusat di kawasan CBD. Ferry menilai menambahan pasokan tersebut lumayan tinggi.
Namun, tingkat pasokan masih belum sebanding dengan tingkat serapan, ada sekitar 1,7 juta m2 ruang yang belum terserap, 70% berada di CBD.
Serapan perkantoran di 2018 masih didominasi oleh co-working space, perusahaan start-up company, dan fintech. Perusahan-perusahan tersebut dinilai paling aktif mengisi ruang perkantoran.
Baca Juga
Sementara, Ferry menilai, laju serapan pada 2019 masih akan relatif lambat dan tingkat hunian hanya akan meningkat 15 hingga 3% karena pengembang baru akan mengejar pasokan di akhir tahun 2019 hingga 2020.
Lanjut dia, proyeksi pertumbuhan pasar ruang perkantoran masih melihat pertumbuhan ekonomi ke depan. Selain itu, GDP juga termasuk salah satu faktor penyerapan ruang kantor.
Berdasarkan data Oxford Economic, hingga 2018, GDP Indonesia hanya berada di angka sekitar 5%, sehingga menurut Ferry, penyerapan juga tidak akan terlalu cepat.