Bisnis.com, JAKARTA - Pasar perkantoran di kawasan Jakarta mengalami penurunan, sehingga berdampak dengan terkoreksinya harga sewa di kawasan pusat bisnis (CBD).
Senior Associate Director Office Services Officer Ricky Tarore mengatakan banyak perkantoran yang kembali ke kawasan CBD karena harga di kawasan tersebut terkoreksi lumayan besar, yaitu 15% hingga 20%.
Bahkan, dia mengatakan ada beberapa gedung yang mengoreksi harga sewa hingga 30% untuk menarik penyewa, sehingga penyewa yang telah menyewa di luar kawasan CBD akan kembali ke CBD dengan harga yang hampir sama.
"Rental di CBD sudah mulai drop, saat ini tenant punya bargaining yang lebih buat. Misalnya perusahaan A mau menyewa 2.000 m2, mau pindah kemana saja dia punya bargaining yang kuat, landlord juga pasti akan menangkap," kata Ricky, Rabu (9/1/2019).
Menurut dia, landlord sudah mulai fleksibel dengan memberikan insentif-insentif, yang penting bisa mencapai okupansi minimal 60% hingga 65%. Dengan okupansi 65%, paling tidak landlord sudah bisa menutupi biaya pengelolaan gedung.
Berdasarkan hasil riset Colliers, harga sewa di CBD sudah menurun sejak Q! hingga QIV 2018. YoY turun 2.8% menjadi Rp284.247 per m2. Tren penurunan tersebut juga berdampak pada tarif sewa di luar kawasan CBD, turun hampir 15% YoY.
Baca Juga
Dia menjelaskan kondisi perkantoran masih belum mebaik dan diprediksi akan kembali naik pada 2020. Sejumlah pengembang juga masih banyak yang berada dalam situasi wait and see pada 2019 ini.