Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Bakal Turun Drastis

Ekspor konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia diperkirakan turun drastis mulai tahun ini seiring dengan peralihan operasi tambang dari tambang terbuka Grasberg ke tambang bawah tanah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan (kanan) bersama dengan CEO Freeport McMoran Inc. Richard Adkerson (tengah) berjalan memasuki Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/12/2018)./JIBI-Amanda Kusumawardhani
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan (kanan) bersama dengan CEO Freeport McMoran Inc. Richard Adkerson (tengah) berjalan memasuki Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/12/2018)./JIBI-Amanda Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia diperkirakan turun drastis mulai tahun ini seiring dengan peralihan operasi tambang dari tambang terbuka Grasberg ke tambang bawah tanah.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saifulhak mengatakan pada 2018, produksi konsentrat tembaga Freeport Indonesia mencapai kisaran 2,1 juta ton. Adapun tingkat penambangan bijih mencapai 270.000 to per hari.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,2 juta ton konsentrat tembaga diekspor dan sekitar 800.000 ton dipasok ke PT Smelting di Gresik untuk dimurnikan menjadi tembaga katoda. 

Tingkat produksi tersebut diperkirakan anjlok karena adanya peralihan penambangan dari tambang terbuka Grasberg ke tambang bawah tanah. Namun, pasokan ke Smelting diproyeksikan tak berubah secara signifikan.

"Di 2019 produksi turun. Jadinya sekitar 1,2 juta ton konsentrat tembaga. Artinya, bisa hanya sekitar 200.000 ton diekspor. Sisanya yang sekitar 1 juta ton diproses di Smelting," ujarnya di kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Rabu (9/1/2018). 

Dia menjelaskan porsi ekspor memang pasti dikurangi. Pasalnya, ada kewajiban untuk memastikan bahan baku smelter di dalam negeri terpenuhi. 

"Kapasitas Smelting di gresik sudah 1 juta ton. Karena ada kewajiban memenuhi domestik dulu kan, jadinya yang berkurang ekspor," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper