Bisnis.com, JAKARTA – PT Kawasan Industri Jababeka Tbk memastikan pengembangan Kawasan ekonomi khusus Tanjung Lesung akan tetap berlangsung kendati terdampak bencana alam tsunami di Selat Sunda pada Sabtu lalu (22/12/2018).
Chairman Jababeka Group Setyono Djuandi Darmono mengaku saat ini terdapat sejumlah investor dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung yang tengah bersikap wait and see menanti kejelasan pengembangan KEK pasca bencana alam tsunami.
“Mereka [investor] menunggu apakah Jababeka tetap semangat atau loyo [menggarap KEK Tanjung Lesung], kalau kami semangat investor saya kira akan semangat,” ujar Darmono saat konferensi pers musibah selat sunda dan pesisir Banten di Jakarta, Senin (24/12/2018).
Ia memastikan pengembangan akan tetap berlangsung mengingat telah banyak investasi yang dikeluarkan baik dari pihaknya maupun investor asing dan tenaga kerja yang telah dikerahkan.
Pihaknya akan terus mempromosikan Tanjung Lesung agar aliran investasi terus bergulir dan investor tidak akan kehilangan gairahnya untuk berinvestasi di KEK Tanjung Lesung.
Saat ini, pihaknya masih dalam proses pemulihan kawasan dan menargetkan Tanjung Lesung Beach, Hotel and Resort untuk segera beroperasi pada 1 Januari 2019. Hal tersebut untuk menampung dan untuk memenuhi permintaan penginapan dari ahli, peneliti, relawan, hingga keluarga korban yang berkunjung ke daerah terdampak tsunami di pesisir Banten.
Baca Juga
Adapun, dari total lahan yang telah digarap Jababeka seluas 15 hektare hingga 20 hektare, daerah yang terkena dampak tsunami hanya sekitar 2 hektare sehingga kerusakan tidak signifikan. Darmono juga menyebutkan hanya 30% dari keseluruhan bangunan di Tanjung Lesung Beach, Hotel and Resort yang mengalami kerusakan berat.
Selain itu, Darmono menuturkan hingga saat ini Jababeka sudah mengantongi beberapa nota kesepakatan kerja sama atau MoU baru dengan beberapa investor asing untuk mengembangkan KEK Tanjung Lesung. Walaupun demikian, ia tidak menyebutkan total investasi yang digulirkan investor tersebut untuk KEK Tanjung Lesung.
“[Investor asal] ada dari Korsel, Jepang, Timur Tengah. Banyak MoU sudah diteken tapi [belum jalan] mereka masih menunggu [dibangunnya] jalan tol,” papar Darmono.
Berdasarkan catatan Bisnis, Jababeka telah menekan nota kesepahaman pada Juni 2016 dengan DW Development asal Korea Selatan untuk membenamkan modal sebesar US$500 juta di anak usaha Jababeka, PT Banten West Java. Selain itu, pada Maret 2018, Jababeka Group berencana menambah komitmen investasi mereka di Tanjung Lesung dari semula Rp 5 triliun menjadi Rp 9 triliun.