Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) meminta badan usaha jalan tol untuk merumuskan penyederhaan tarif di lintas Trans Jawa. Formul yang sederhana diharapkan membuat tarif tol lebih kompetitif dibandingkan moda angkutan udara.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan badan usaha jalan tol yang mengelola ruas di lintas Trans Jawa beragam sehingga akumulasi tarif tol dari Jakarta ke Surabaya menjadi mahal. Dia menyebut, badan usaha jalan tol bisa meniru formula tarif yang diterapkan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
"Waktu saya naik kereta ke Bandung saya tanya bagaimana cara menentukan tarifnya. Ternyata tarif dari Jakarta ke Tegal dan Jakarta ke Semarang podo [sama], tapi kalau ke Surabaya itu sudah beda," jelasnya di acara pengukuhan pengurus Asosiasi Tol Indonesia (ATI) di Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Menurut Basuki, formulasi tarif ini menjadi hal penting karena lintas Trans Jawa akan segera tersambung. Untuk itu dia meminta ATI untuk segera merumuskan formula tarif yang tepat sebelum masa libur natal dan tahun baru (nataru) tiba.
Saat ini, ada empat ruas tol yang menjadi bagian dari lintas Trans Jawa belum diresmikan. Keempat ruas itu yakni Pemalang - Batang, Batang - Semarang, Salatiga - Kertasura, dan Wilangan - Kertosono. Secara keseluruhan, panjang jalan tol yang menghubungkan Jakarta - Surabaya mencapai 870 kilometer.
Jalan tol sepanjang itu, dalam catatan Bisnis.com dikelola oleh operator yang berbeda. Jasa Marga, misalnya mengelola ruas Jakarta - Cikampek, Palimanan - Kanci, Batang - Semarang, dan Semarang - Solo. Selanjutnya Solo - Ngawi, Ngawi - Kertosono, dan Surabaya Mojokerto.
Sementara itu, Waskita Toll Road lewat beberapa anak usahanya mengelola tol Kanci - Pejagan, Pejagan - Pemalang, dan Pemalang Batang. Adapun, AstraInfra lewat anak usahanya mengoperasikan ruas Cikopo - Palimanan dan Jombang - Mojokerto.