Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Malaysia kembali menyelenggarakan 5th Ministerial Meeting Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di Putrajaya, Malaysia.
Dalam pertemuan itu ada beberapa poin yang dihasilkan kedua negara untuk mengatasi kampanye hitam soal kelapa sawit. Untuk mengatasi kampanye hitam terhadap produk kelapa sawit yang cukup diskriminatif bagi negara penghasil kelapa sawit, CPOPC mengambil beberapa langkah strategis, antara lain
• Negara anggota CPOPC tidak akan berpartisipasi dalam workshop terkait Indirect Land Use Change (ILUC) yang merupakan bagian dari European Union’s Renewable Energy Directive II (RED II) karena dinilai sangat diskriminatif terhadap produk kelapa sawit di pasar Uni Eropa.
Baca Juga
• CPOPC terus mengadopsi prinsip-prinsip Suistanable Development Goals (SDGs) sebagai salah satu pendorong komitmen keberlanjutan yang lebih baik di industri kelapa sawit guna menyeimbangkan keuntungan ekonomi dan sosial dengan lingkungan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, situasi pasar kelapa sawit menghadapi tantangan berupa penurunan harga crude palm oil (CPO) dalam pasar global sekaligus isu keberlanjutan yang membuat produk CPO sulit mendapatkan akses masuk ke negara utama tujuan ekspor.
"Saya percaya, momen ini menjadi penting bagi CPOPC untuk memainkan peran sebagai forum negara penghasil kelapa sawit untuk mengkoordinasikan langkah-langkah untuk mengatasi tantangan tersebut” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam keterangan resminya, Jumat (9/11/2018).