Bisnis.com, JAKARTA—PT A gkasa Pura II (Persero) selaku pengelola bandara yang diberi tugas oleh pemerintah untuk mengelola Bandara Fatmawati Soekarno akan mengevaluasi kondisi sisi udara, khususnya desain apron saat ini.
Vice President Corporate Communication AP II Yado Yarismano mengatakan memang akan melakukan pengembangan bandara dari sisi udara maupun darat, usai proses penyerahan hak kelola dari Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Kementerian Perhubungan.
"Kalo ini [desain apron] nanti dievaluasi lagi, sesuai dengan rencana desain ke depan baik itu mencakup apron, runway, dan juga terminal penumpangnya," kata Yado, Kamis (8/11/2018).
Pihaknya mengaku sudah mendapatkan instruksi dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN untuk mempercepat pengalihkelolaannya. Diharapkan proses tersebut sudah rampung pada akhir 2018.
Pesawat Lion Air jenis Boeing 737-900 ER, registrasi PK-LGY dengan nomor penerbangan JT 633 yang akan berangkat dari Bengkulu menuju Bandara Soekarno-Hatta di Banten Kamsis (8/11/2018) pukul 18.20 WIB menyenggol tiang ketika akan menuju landasan pacu.
Bandara Fatmawati Soekarno perlu dikembangkan sisi udaranya karena landasan pacu (runway) yang dimiliki masih pendek, yakni hanya 2.250 meter. Penambahan panjang runway perlu dilakukan.
Selain, Bandara Fatmawati Soekarno, terdapat tiga bandara lain yang menjadi target perusahaan agar penyelesaian pembiayaan (financial close) bisa terlaksana pada 2019.
Ketiga bandara tersebut adalah Bandara Radin Inten II di Lampung, Bandara Hanandjoeddin di Belitung, dan Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya.