Bisnis.com, JAKARTA – Cathay Pacific Airways menghadapi penyelidikan dari otoritas Hong Kong terkait bocornya data jutaan penumpang maskapai tersebut. Perusahaan ini memiliki sekitar 9,4 juta penumpang.
Komisioner Kerahasiaan Data Pribadi Hong Kong Stephen Wong mengatakan ada alasan kuat untuk meyakini bahwa maskapai itu melakukan pelanggaran hukum.
“Investigasi kepatuhan akan melakukan pemeriksaan dengan detail, termasuk langkah keamanan yang diambil Cathay Pacific untuk melindungi data pribadi konsumennya dan praktik serta kebijakan data maskapai,” paparnya seperti dilansir Reuters, Selasa (6/11/2018).
Wong menyebutkan pihaknya telah menerima 89 aduan terkait kebocoran data ini. Para peretas diketahui mengakses 403 nomor kartu kredit yang sudah kedaluwarsa dan 27 nomor kartu kredit tanpa Card Verification Value (CVV).
Selain itu, ada 860.000 nomor paspor dan sekitar 245.000 nomor kartu identitas Hong Kong yang diakses tanpa izin oleh para peretas.
Cathay Pacific mengendus adanya aktivitas mencurigakan terhadap data-data perusahaan di jaringan mereka pada Maret 2018. Namun, perusahaan asal Hong Kong itu baru mengungkapkan adanya kebocoran data pada bulan lalu.
Penyelidikan tidak hanya dilakukan terhadap Cathay Pacific, tapi juga kepada anak-anak usahanya yakni Dragon Air.
Terkait hal ini, Cathay Pacific menyatakan akan bekerja sama dengan otoritas berwajib.