Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia mendorong Arab Saudi menyelesaikan pembahasan kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco dalam proyek penambahan kapasitas Kilang Cilacap.
"Kita tekankan pentingnya kedua belah pihak mendorong untuk menyelesaikan pending issues yang dimiliki oleh kedua negara. Salah satu pending issues yang ingin saya sebutkan antara lain terkait dengan kerja sama Aramco dan PT Pertamina untuk Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap," kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi usai melaksanakan pertemuan bilateral dengan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir di Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Proyek RDMP yang digagas pada 2016 tersebut memang mengalami stagnasi. Saudi Aramco sebagai perusahaan mitra yang digandeng Pertamina hingga kini dikabarkan masih menimbang untuk melanjutkan proyek tersebut.
Masalah pendanaan disebut sebagai alasan pihak Aramco tak kunjung memberi kepastian. Mereka sempat diberitakan meminta penurunan keikutsertaan saham dari 45% menjadi 35%.
Pemerintah menargetkan Kilang Cilacap beroperasi pada 2023 setelah sebelumnya sempat menargetkan operasi dimulai awal 2022.
Kapasitas produksi kilang dengan nilai investasi US$4,5 miliar tersebut diperkirakan akan meningkat dari 270.000 barel per hari menjadi 370.000 barel per hari.