Bisnis.com, JAKARTA — Mekanisme pengkajian dan implementasi komitmen akan menjadi penekanan utama yang dibawa Indonesia dalam konferensi kemaritiman Our Ocean Conference (OOC) yang diadakan pada 29-30 Oktober di Bali.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers terkait penyelengaraan OOC pada Rabu (17/10/2018).
Menurutnya, mekanisme pengkajian (review mechanism) dan pencatatan atas praktik terbaik serta pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik (Directory of best practices and lesson learnes) menjadi penting di tengah banyaknya komitmen yang telah tercetus sejak pelaksanaan OOC pertama pada 2014 lalu.
"Kenapa ini penting? Tadi saya sampaikan, konferensi ini yang membedakan adalah karena komitmen konkrit. Banyak sekali komitmen. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita mendukung komitmen ini sampai pada tahap diimplementasikan," katanya.
Retno mencatat sejak dimulainya konferensi pertama pada 2014 hingga saat ini telah ada total 663 komitmen yang dibuat oleh negara-negara anggota. 31 diantaranya tercetus pada pelaksanaan OOC pertama yang meliputi isu marine protected areas, sustainable fisheries, marine pollution, dan climate change-related impacts to the oceans.
Adapaun pada perhelatan OOC ke dua hingga keempat berturut-turut tercetus 73,126, dan 433 komitmen.
Namun, hingga saat ini belum ada satu mekanisme atau alat yang bisa digunakan untuk melihat sejauh mana komitmen-komitmen ini telah diimplementasikan oleh negara-negara peserta OOC.
"Kalau tidak ada satu mekanisme atau tools yang digunakan untuk melihat sejauh mana implementasinya, maka akan sulit kita untuk mengukur. Oleh karena itu, dalam pertemuan ini, Indonesia akan mengusulkan adanya review mechanism dan directory of lesson learned and best practises," tambahnya.
Masalah terkait teview mechanism ini akan didiskusikan bersama dengan sejumlah negara yang pernah, sedang, dan akan menjadi tuan rumah OOC pada sesi pre event. Seperti diketahui, konferensi OOC pertama dan ketiga dilakukan di Amerika Serikat sementara konfersensi ketiga di Chili dan keempat di Malta.
Adapun untuk konfersensi kelima tahun ini, Indonesia mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah dan tahun depan kehormatan tersebut rencananya akan menjadi milik Norwegia.