Bisnis.com, JAKARTA-- Sebanyak 18 unit koperasi dan usaha kecil menengah berpotensi ekspor diberikan fasilitas stand seluas 162 m2 untuk berpartisipasi dalam Trade Ekspor Indonesia (TEI) 2018.
Herustiati, Plt Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kemenkop dan UKM mengatakan fasilitas tersebut merupakan dana yang memang dipersiapkan untuk KUKM mengikuit TEI di ICE BSD Tangerang.
"Itu fasilitas untuk KUKM dan sekarang kami sedang melakukan proses seleksi dan kurasi pada 85 KUKM yang telah lolos seleksi awal," ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers Kemenkop UKM, Senin (15/10/2018).
Dia mengatakan, tujuan dari pemberian fasilitas adalah untuk membantu pencapaian target kontribusi ekspor non-migas dari KUKM pada 2018 sebesar 20%, atau lebih tinggi dibadingkan dengan pencapain 2017 yang tercatat 16,5%.
Meski masih terbatas, Herustiati menyatakan, Kemenkop UKM terus melakukan upaya dalam pemberdayaan KUKM orientasi ekspor dengan memfasilitasi promosi melalui pameran dalam dan luar negeri, pendampingan KUKM dalam hal e-commerce.
Diluar itu, Kemenkop UKM juga memberikan bimbingan teknis tata cara mekanisme ekspor dan pendampingan untuk memperkuat branding sebelum memulai ekspor melalui fasilitasi pendaftaran merek.
Dalam kesempatan yang sama, Samuel Wattimena, kurator yang menseleksi KUKM binaan Kemenkop dan UKM untuk ikut dalam TEI 2018 mengatakan, setidaknya ada lima faktor yang harus dimiliki KUKM untuk bisa menembus pasar ekspor.
Pertama, kesiapan KUKM itu sendiri untuk melakukan ekspor. Kedua, KUKM yang berkeinginan melakukan ekspor harus mengetahui krakteristik pasar/negara yang dituju. Ketiga, KUKM harus menguasai hulu sampai hilir produknya.
Keempat, untuk negara tujuan ekspor Eropa dan AS dan sebagian Asia, KUKM harus paham tren negara yang dituju. Kelima, memahami regulasi/aturan yang ada di negara tujuan ekspor.
Dengan standar diatas, dia berharap KUKM tak terburu-buru untuk ikut pameran ekspor ke luar negeri.
"Lihat dulu apakah pameran ekspor itu sesuai dengan karakteristik produk yang dihasilkan KUKM," tambahnya.
TEI 2018 menargetkan jumlah transaksi US$1,5 miliar atau setara Rp22,3 triliun, atau naik dari pencapaian pada 2017 yang tercatat Us$1,1 miliar atau setara Rp16,3 triliun.
Selain itu, TEI 2018 juga menargetkan partisipan sebanyak 1.100 peserta yang meliputi produsen, eksportir, serta pemasok produk barang dan jasa Indonesia yang memiliki keinginan memperluas pasar ke kancah internasional.
Adapun, sejauh ini telah tercatat 2.753 permintaan terhadap berbagai kategori produk Indonesia pada TEI 2018. Permintaan terbesar adalah untuk produk manufaktur dan jasa; furnitur, dekorasi, dan perabotan taman; industri kreatif; makanan dan minuman; fesyen, gaya hidup, dan kecantikan, industri strategis, serta investasi dan jasa.