Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan pelonjakan harga minyak dan pelemahan nilai tukar rupiah memengaruhi kinerja keuangan.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Syahrial Muchtar mengatakan beban menjual Premium telah diantisipasi 2 tahun sebelumnya kendati gejojak harga minyak di atas perkiraan.
"Premium memang antisipasi dalam 2 tahun ini. Beban penjualan Premium kompensasinya di-support dari proyek yang diberikan pemerintah. Proyek-proyek yang sedang berjalan, itu grow down dan memang baru dirasakan 2 tahun mendatang," ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (11/10/2018).
Walaupun tertekan di sektor hilir, Pertamina tetap meraup keuntungan di sektor hulu. Syahrial mencontohkan capaian anak usaha seperti PT Pertamina EP. Tidak hanya itu, pertumbuhan konsumsi Perta Series juga membantu menutup beban di sektor hilir.
"Kondisi keuangan baik-baik saja pada semester I/2018, ada tekanan harga minyak, nilai tukar, itu memang pasti," paparnya.
Ke depan, Pertamina optimistis kinerja keuangan dapat lebih baik, dengan rencana kerja yang terus diarahkan menekan impor.
"Masalah laba jelas ada penyesuaian, dan sedang kami ajukan revisi RKAP-nya. Maaf kami belum dapat sampaikan sekarang," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel