Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BGR Ubah Konsep Pembangunan Cold Storage di Kelapa Gading

Perusahaan penyedia jasa logistik pelat merah PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) tampaknya akan mengubah konsep perencanaan awal dari pembangunan gudang berpendingin atau cold storage yaitu dengan penambahan berbagai fasilitas lain guna memanfaatkan lahan yang luas.

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan penyedia jasa logistik pelat merah PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) tampaknya akan mengubah konsep perencanaan awal dari pembangunan gudang berpendingin atau cold storage yaitu dengan penambahan berbagai fasilitas lain guna memanfaatkan lahan yang luas.

Direktur Keuangan, SDM dan Umum BGR Mohammad Affan mengabarkan perkembangan terakhir terkait rencana proyek cold storage di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Perkembangan terakhir untuk aset yang di komplek pergudangan Kelapa Gading akan disesuaikan dengan rencana terbaru, yaitu pengembangan bukan hanya gudang, tetapi ada yang lain," katanya, Senin (1/10/2018).

Affan menjelaskan pihaknya tidak hanya akan membangun cold storage sesuai rencana awal melainkan juga mengembangkan bisnis lain yang masuk dalam kawasan terpadu di lahan milik BUMN itu. Untuk diketahui, BGR memiliki aset tanah seluas 977.752 m2 dan bangunan gudang seluas 206.691 m2.

"Tetapi ada mal, hotel, office, works and play dan modern warehouse yang didalamnya sudah ada cold storage," ujarnya.

Sejauh ini pihaknya tengah melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS) mengingat ruang lahan yang ada masih sangat mungkin untuk dikembangkan dengan yang lebih besar. Rencananya, proyek bisa dimulai awal 2019. Dia juga belum memastika nilai investasi yang dibutuhkan.

Adapun rencana cold storage nantinya akan diperuntukkan untuk komoditas daging dan buah serta tidak menutup kemungkinan untuk jenis barang lain yang memerlukan gudang pendingin.

Supply Chain Indonesia mencatat kebutuhan cold storage di Indonesia diperkirakan meningkat dari 1,32 juta ton pada 2015 menjadi 1,7 juta ton pada 2017. Dari jumlah tersebut, kapasitas yang tersedia sekitar 200 ribu ton, sehingga dibutuhkan penambahan sekitar 1,5 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Hendra Wibawa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper