Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah klaim pemerintah yang akan menggenjot ekspor buah, impor buah Indonesia sepanjang Januari—Juli 2018 justru mencatatkan kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data dinamis Badan Pusat Statistik (BPS), impor buah-buahan Indonesia pada Januari—Juli 2018 mencapai US$70,965 juta, naik dari periode yang sama pada tahun lalu sejumlah US$60,698 juta. Produk kacang-kacangan dan kurma menjadi komoditas dengan kenaikan impor yang tertinggi pada tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Khafid Sirotuddin mengklaim, kenaikan impor lebih banyak disumbangkan oleh buah-buahan yang tidak diproduksi di dalam negeri.
Pasalnya, para pelaku bisnis sektor buah-buahan telah mengurangi impornya sejak tahun lalu. Pada tahun ini, importir buah nasional telah mereduksi impor buah-buahan sebesar 20% dibandingkan dengan tahun lalu.
“Kalau untuk produk buah-buahan yang tidak ada substitusinya di Indonesia seperti kurma dan kacang-kacangan khusus seperti hazelnut dan almond memang masih impor. Namun, untuk buah-buahan lainnya kami menguranginya,” katanya kepada Bisnis.com, Minggu (23/9/2018).
Hal itu, lanjutnya, tercermin dari impor pisang baik yang berbentuk buah segar maupun yang telah dikeringkan. Pada Januari—Juli 2018, nilai impor produk tersebut mencapai US$5.200 atau turun dari periode yang sama tahun lalu dengan US$170.616.
Selain itu, impor buah secara keseluruhan telah turun 40%—60% selama 2 tahun terakhir. Buah impor yang dikurangi merupakan buah subtropis, seperti apel, anggur, dan pir. Pengurangan tersebut disebabkan oleh tingginya biaya impor buah-buahan. Selain itu, waktu tempuh pengiriman buah menjadi pertimbangan tersendiri bagi para importir untuk melakukan impor.
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, sepajangan Januari—Agustus 2018 buah-buahan yang impornya mengalami penurunan secara signifikan adalah apel dan pir. Impor kedua jenis buah tersebut masing-masing turun US$73,9 juta dan US$14,2 juta secara year on year (yoy).
“Impor buah-buahan tahunan mengalami penurunan signifikan. Mungkin ada peralihan konsumsi dari masyarakat ke produk dalam negeri, karena harganya yang lebih murah,” ujarnya.