Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan riset terkemuka di Jepang, Nomura Holdings Inc. menyatakan ada tujuh negara di emerging market yang berisiko akibat krisis nilai tukar yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Ketujuh negara tersebut adalah Sri Lanka, Afrika Selatan, Argentina, Pakistan, Mesir, Turki, dan Ukraina.
Lebih lanjut Nomura mengungkapkan bahwa lima dari tujuh negara tersebut telah berada dalam krisis mata uang atau menjalankan program talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF), kecuali Afrika Selatan dan Pakistan.
Namun demikian, Nomura menyatakan ada delapan negara di emerging market yang memiliki risiko terendah jika terjadi krisis yakni Brasil, Bulgaria, Indonesia, Kazakhstan, Peru, Filipina, Rusia, dan Thailand.
“Ini merupakan hasil yang penting. Ketika investor lebih fokus terhadap risiko emerging market, penting untuk diingat agar jangan melihat emerging market sebagai satu kesatuan,” tulis Nomura dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (11/9).
Riset terbaru Nomura yang dinamakan Damocles tersebut dibuat untuk mengidentifikasi krisis nilai tukar di 30 negara berkembang.
Model tersebut membuat perhitungan dari berbagai faktor, seperti cadangan devisa, level utang, suku bunga, dan impor.