Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Perusahaan Korea Selatan sepakat untuk mengejar transaksi senilai US$6,2 miliar.
Kesepakatan itu diperoleh dalam pertemuan bilateral antarkedua negara di Seoul yang dihadiri oleh Presiden Indonesia Joko Widodo, Selasa (11/9/2018).
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 15 nota kesepahaman (MOU) dan enam komitmen investasi ditandatangani pada hari Senin (10/9/2018), termasuk beberapa yang diumumkan sebelumnya.
BKPM mengatakan perusahaan Korea Selatan, Parkland, LS Cable & System Asia Ltd, Sae-A Trading, Taekwang Industrial Co Ltd, World Power Tech dan InterVet mengkonfirmasi komitmen investasi sebesar US$446 juta.
“MOU juga melibatkan kesepakatan di sektor energi yang ditujukan untuk mengurangi lonjakan permintaan daya di Indonesia,” kata BPKM seperti dilansir Reuters, Selasa (11/9/2018).
Selain itu, Hyundai Engineering & Construction Co Ltd, yang telah bergelut pada proyek pembangkit listrik tenaga air senilai US$470 juta di Indonesia, turut menandatangani MOU untuk mempromosikan kerja sama dengan perusahaan listrik Korea Selatan dan sebuah perusahaan Indonesia.
Baca Juga
Keterangan itu disampaikan seorang pejabat Hyundai secara terpisah.
MOU lainnya melibatkan Doosan Heavy Industries & Construction Co Ltd. Perusahaan ini akan membangun dua pembangkit listrik tenaga batu bara senilai US$ 1,68 miliar di Indonesia.
Adapun, Korea Midland Power Co Ltd, POSCO Engineering & Construction Co Ltd dan Hyundai Engineering Co Ltd juga mengumumkan MOU dengan PT Sulindo Putra Timur Indonesia untuk membangun pembangkit listrik tenaga air 50 MW di Indonesia senilai US$300 juta
Presiden Joko Widodo pada hari Senin mengatakan bahwa pemerintah Indonesia terus menjalin hubungan di sektor perdagangan antara kedua negara untuk mencapai target US$30 miliar pada 2022.