Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun infrastruktur di wilayah perbatasan guna membuka isolasi wilayah sehingga berdampak pada pemerataan hasil pembangunan.
Di Kalimantan, Kementerian PUPR membangun jalan paralel dan pos lintas batas negara (PLBN). Jalan sepanjang 1.068 kilometer di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara ditargetkan rampung pada 2019. Adapun panjang keseluruhan jalan perbatasan di Kalimantan mencapai 1.920 kilometer.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya juga membangun tiga pos lintas batas negara di Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), Sei Pancang, dan Long Midang atau Kraya di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Baca Juga
“Pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk, namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan,” jelasnya dalam siaran pers, Jumat (7/9/2018).
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XII, Refly Ruddy Tangkere menanbahkan, jalan pararel yang berlokasi di Kalimantan Utara mencapai 824 kilometer dan Kalimantan Timur sepanjang 244 km.
“Saat ini masih 185 km yang belum tembus, yakni 126 kilometer di Kaltara dan 59 kilometer di Kaltim," tuturnya.
Dia menerangkan, salah satu ruas jalan paralel perbatasan Kaltim yang saat ini tengah digarap adalah ruas Batas Kalbar- Tiong Ohang sepanjang 15 kilometer. Pembukaan badan jalan dibantu oleh Zeni TNI AD. Saat ini, lanjut Refly, kondisi jalan sudah tembus seluruhnya dengan kondisi masih berupa jalan tanah.
Menurut Refly, ruas jalan ini merupakan satu dari enam paket pekerjaan jalan perbatasan di Kaltim dan Kaltara dengan panjang 132 kilometer senilai Rp330,72 miliar. Kontrak pekerjaan ruas jalan diteken pada Januari 2018.
Selain ruas Batas Kalbar- Tiong Ohang, ruas lain yang dibangun adalah Long Pahangai - Long Boh, Long Nawang - Long Pujungan, Long Nawang - Long Pujungan, Long Pujungan – Long Kemuat - Langap, dan Long Pujungan – Long Kemuat - Langap.
Wakil Bupati Mahakam Ulu Yohanes Juan Jenau mengatakan pembangunan jalan paralel perbatasan akan mengurangi harga barang kemahalan barang dan jasa yang saat ini mahal. Dia mengimbuhkan, kehadiran jalan juga membuka keterisolasian warga Mahakam Ulu yang selama ini mengandalkan perahu sebagai transportasi utama.
Untuk distribusi logistik, warga mengandalkan transportasi sungai. Saat kemarau, Sungai Mahakam surut sedangkan saat musim hujan menyebabkan air sungai naik. "Hal ini mengganggu distribusi logistik sehingga harga kebutuhan pokok melambung tinggi,” pungkas Jenau.