Bisnis.com, TANJUNG SELOR — Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengatakan bahwa pembangunan jalan di wilayah perbatasan Malaysia—Indonesia di daerahnya terus dilakukan meskipun terkendala adanya pandemi Covid-19.
"Hanya saja, alokasi anggarannya memang berkurang. Hal ini dikarenakan sebagian besar anggaran pemerintah, baik pusat maupun daerah direalokasi untuk pencegahan dan penanganan pandemi corona ini," kata Irianto, Senin (3/8/2020).
Pembangunan infrastruktur jalan, termasuk yang ke wilayah perbatasan, bertujuan mempercepat pemerataan ekonomi dan memudahkan mobilitas masyarakat, serta dapat membuka akses warga untuk memperoleh kebutuhan pokok dengan lebih mudah dan murah. Dengan begitu, tercipta jalur logistik yang dapat memicu pusat pertumbuhan di kawasan perbatasan.
Sesuai dengan informasi dari Kementerian PUPR, katanya, pembangunan jalan perbatasan di Kaltara, dibagi atas dua ruas ruas.
Kedua ruas itu adalah ruas paralel perbatasan Long Boh hingga Malinau dengan total panjang jalan 614,55 kilometer dan ruas akses perbatasan Malinau hingga Long Midang sampai Mensalong—Tau Lumbis dengan total panjang 359 kilometer.
Balai Pelaksana Jalan Nasional XII Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Perbatasan Kaltara Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR melaporkan bahwa pembangunan jalan di perbatasan Kaltara menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.
Baca Juga
Untuk jalan paralel perbatasan sepanjang 614,55 kilometer, sudah terbuka jalan sepanjang 557,55 kilometer atau tinggal menyisakan 57 kilometer.
Sementara itu untuk kondisi akses jalan perbatasan yakni akses jalan perbatasan Malinau—Long Midang dari total panjang ruas 203,30 kilometer telah teraspal 42,74 kilometer, 160,56 kilometer jalan yang sudah ada berupa tanah, dan relokasi sepanjang 102,47 kilometer.
Adapun, akses jalan perbatasan Mensalong—Tau Lumbis dari total panjang ruas 155,70 telah teraspal 4,00 kilometer, 124,65 kilometer jalan yang sudah ada berupa tanah, dan jalan yang belum tembus atau kondisi hutan sepanjang 27,05 kilometer.