Bisnis.com, JAKARTA - Industri kimia dan farmasi diharapkan dapat segera memenuhi kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dengan melalui berbagai pendekatan.
Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier berharap industri kimia dan farmasi segera dapat memenuhi aturan TKDN, hal ini untuk memperkuat penggunaan bahan baku dalam negeri.
"Pendekatan standarisasi, itu kalau dilakukan bisa membuat barang yang beredar di dalam negeri itu yang benar-benar berkualitas, utilisasi harus ditingkatkan," paparnya, Rabu (29/8/2018).
Dia melanjutkan, pemerintah pusat dan daerah berperan dalam hal pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Menurutnya, kalau masih ada margin selisih pemenuhan kebutuhan, baru diperbolehkan mengimpor.
"Intinya, sekarang ini yang penting adalah pemerintah harus hadir dan ciptakan pasar, sehingga impor bisa dikendalikan," jelasnya.
Naikkan PPh
Taufik pun mengapresiasi langkah yang dilakukan Kementerian Keuangan yang berencana menaikkan PPh Impor bagi 900 komoditas sebagai langkah menekan impor.
"Saya melihat treatment ini short term saja. Kalau mau lihat, ini masalah struktural mendalam. Kemenkeu punya andil untuk kembalikan daya saing ini, saat ini komposisi impor bahan baku, penolong, dan konsumsi itu tidak berubah sampai Juni, tapi nilainya yang berubah," ungkapnya.
Dia menyimpulkan bahwa total impor yang besar berasal dari bahan baku dan penolong sekitar 75%, ini yang menurutnya harus dikaji lebih lanjut karena setiap tahun selalu terjadi seperti itu.
Menurutnya, bahan baku impor untuk produksi dalam negeri menjadi penyebab devisa tergerus. Ini yang menjadi tantangannya guna menemukan substitusi impor dalam negeri.
Terpisah, Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Vincent Harijanto mengungkapkan investasi di sektor hulu tahun depan akan mulai bergeliat.
"Jadi yang sudah ada yang masuk dari Korea dengan kimia farma, tapi kita prediksi mungkin tahun depan deh 2019 mulai diharapkan secara bergiliran untuk masuk. Apakah awal atau pertengahan di 2019," jelasnya.
Vincent menerangkan investasi tersebut merupakan investasi untuk produksi hulu farmasi yakni bahan baku farmasi. Saat ini sudah ada beberapa tawaran kerja sama dari berbagai negara seperti Korea, India, China dan yang berasal dari benua Eropa.
Upaya ini, menurutnya, dapat turut menekan impor dari industri farmasi dan meningkatkan TKDN karena bahan bakunya dibuat di dalam negeri. Berdasarkan data Kemenperin, industri kimia dan farmasi bahan bakunya 90% berasal dari impor.