Bisnis.com, JAKARTA -- Pengamat menilai investor asing saat ini minat menanam investasi di Indonesia untuk sektor properti berupa hunian dan kawasan industri.
Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia, Aldi Garibaldi melihat tren investasi makin besar. Namun kebanyakan investor sangat hati-hati dalam membeli aset. Salah satu yang bertumbuh adalah pergudangan yang juga sebenarnya kawasan industri.
"Trennya semakin meningkat kok. Hasil temuan kami begitu," ujar Aldi kepada Bisnis, Jumat (17/8/2018).
CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan realisasi investasi asing sektor properti saat ini angkanya masih jauh lebih tinggi ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Kondisi tersebut dipicu oleh aturan perizinan rumit yang dipangkas oleh pemerintah melalui one single submission (OSS).
Meskipun demikian Ali tak menampik hasil dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menyebut realisasi investasi kuartal II ini cenderung naik tipis hanya sekitar 3%. Adapun kondisinya diprediksi karena pengalihan minat investor ke perumahan vertikal ketimbang rumah tapak.
"Kalau spesifik perumahan dan kantor memang tidak terlalu banyak. Investor asing lebih memilih apartment," kata Ali kepada Bisnis.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI) anjlok 12.9% dibandingkan periode yang sama pada 2017 lalu. Sementara itu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) kuartal II/2018 ini mencapai 32,1%. Pasalnya, kedua angka ini membuat kenaikan investasi pada triwulan II/2018 hanya mencapai 3,1%.
Berdasarkan data dari BKPM, lima besar realisasi investasi kuartal II/2018 adalah sektor pertambangan sebesar Rp28,2 triliun naik 16%, sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp25,6 triliun atau 14,6%, sektor listrik, gas, dan air sejumlah Rp 20,8 triliun naik 11,8%, sektor industri makanan sebesar Rp17,2 triliun atau 9,8%, dan perumahan, kawasan industri, dan perkantoran merealisasikan Rp15,8 triliun atau 8,9%.
Ada pun realisasi investasi keseluruhan PMDN dan PMA pada kuartal II/2018 menurut 5 lokasi proyek terbanyak adalah Rp29,9 triliun di DKI Jakarta (16,9%), Jawa Barat sebesar Rp22,2 triliun (12,6%), Jawa Timur Rp16 triliun (9,1%), Banten Rp14,4 triliun (8,2%), dan Kalimantan Timur sebesar Rp13,8 triliun (7,8%).