Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Iklan Semester I/2018 Tumbuh 5%, Apa Penyebabnya?

 Sepanjang semester I/2018, realisasi belanja iklan di tingkat nasional mencapai Rp75,1 triliun alias tumbuh sekitar 5% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp71,2 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA —  Sepanjang semester I/2018, realisasi belanja iklan di tingkat nasional mencapai Rp75,1 triliun alias tumbuh sekitar 5% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp71,2 triliun.

Direktur Eksekutif Nielsen Watch Leader Indonesia Hellen Katherina mengatakan, perolehan belanja iklan pada Januari—Juni 2018 sedikit lebih baik dibandingkan dengan 2017 yang pertumbuhannya sebesar 4% dari 2016, saat realisasi belanja iklan hanya Rp68,7 triliun. 

"Pertumbuhan sebesar 5% sepanjang [semester I] tahun ini didorong maraknya acara olah raga sepakbola lokal maupun internasional seperti Piala Dunia pada Juni," ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu. 

Belanja iklan semester I/2018 didominasi media TV sebesar 82%, media cetak sebesar 16%, dan sisanya radio dan tabloid. Belanja iklan di media TV masih bertumbuh sebesar 10% yakni Rp61,6 triliun dari semester I/2017 yang mencapai Rp56,3 triliun. 

"Kami melakukan monitoring terhadap belanja iklan TV, cetak dan radio. Kami belum memantau online dan billboard," ucap Helen. 

Menurutnya, masih tingginya iklan di media televisi disebabkan oleh jangkauan televisi  yang luas. Survei Nielsen membuktikan, 96% dari konsumen di Indonesia masih menonton televisi setiap hari.

Dalam hal produk, sebutnya, jenis iklan yang paling mendominasi adalah iklan untuk situs perdagangan elektronik (tumbuh 36% menjadi Rp4,6 triliun), partai politik (tumbuh 21% menjadi Rp4,1 triliun), dan produk perawatan rambut (tumbuh 47% menjadi Rp4,1 triliun).

"Kenaikan belanja iklan di produk perawatan rambut didorong oleh 2 merek, yaitu Clear Anti Ketombe dan Dove Nutritive Solutions Total Damage, yang merupakan merek semipremium dan premium," kata Helen. 

Sementara itu, belanja iklan untuk promosi produk perawatan wajah tumbuh 8% menjadi Rp2,7 triliun, rokok tumbuh 7% menjadi Rp2,4 triliun, kopi tumbuh 24% menjadi Rp2,4 triliun, telekomunikasi turun 27% menjadi Rp2,4 triliun, makanan instan tumbuh 7% menjadi Rp2,3 triliun, makanan ringan dan biskuit turun 11% menjari Rp2 triiun, serta produk perlengkapan bayi tumbuh 12% menjari Rp2 triliun.

Terpisah, Ketua Kemitraan Luar Negeri Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Pusat Maya Carolina Watono menuturkan pertumbuhan belanja iklan sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai 8%, setara dengan pertumbuhan tahun lalu yang mencapai Rp145 triliun. 

“Kalau secara nilai kotornya mencapai 8% pertumbuhannya. Kalau secada bersih akan bertumbuh sebesar 2% hingga 3%,"  ujarnya.

Dia menjelaskan, kenaikan belanja iklan pada tahun ini dipengaruhi oleh produk dagang-el dan perlengkapan alat mandi yang berkontribusi pada pertumbuhan belanja iklan.

"Pertumbuhan iklan TV sedikit, untuk media digital naik pesat, sementara iklan media cetak dan radio stagnan," kata Maya. Kendati demikian, untuk iklan di media digital belum memiliki data yang resmi sehingga tidak dapat melihat besarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper