Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Institut Transportasi (Intrans) Darmaningtyas berpendapat peningkatan kecepatan kendaraan di dalam kawasan ganjil genap sekitar 15% menunjukkan perluasan kebijakan itu sudah berhasil.
Apalagi, tambahan kecepatan itu mendukung target waktu tempuh perjalanan atlet dari Wisma Atlet di Kemayoran menuju venue Asian Games 30 menit.
"Yang masih menjadi problem adalah yang di luar [kawasan ganjil-genap]. Tapi, untuk sementara tidak apa-apa. Ibaratnya seperti punya hajatan, jalan di kampung ditutup. Cuma kan enggak selamanya. Saya rasa masyarakat maklum," kata Darmaningtyas pada Senin (6/8/2018).
Sebelumnya, berdasarkan hasil rekapitulasi Badang Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), kecepatan kendaraan pada 10 ruas jalan yang diberlakukan ganjil-genap naik rata-rata 15,5%. Sebagai contoh, kecepatan kendaraan di Jl M.H. Thamrin yang semula 20,9 km per jam naik menjadi 24,2 km per jam setelah ganjil-genap berlaku.
Sebaliknya, kecepatan kendaraan pada ruas jalan alternatif turun rata-rata 2,6%, misalnya di Jl Casablanca yang sebelumnya 18,6 km per jam, kini 18,3 km per jam.
Adapun kecepatan kendaraan pada rute perjalanan atlet rata-rata naik 8,2%. Sebelum ganjil-genap diterapkan, kecepatan kendaraan pada rute Wisma Atlet-JCC Hall Senayan sekitar 47 km per jam. Setelah rekayasa lalu lintas itu diterapkan, kecepatan bertambah menjadi 50,6 km per jam.
BPTJ juga mengemukakan volume kendaraan pribadi berkurang 30% dan CO2 turun 14%. Di sisi lain, jumlah penumpang angkutan umum meningkat, seperti Transjakarta naik 15% dan kereta komuter 20%. Selain itu, rata-rata load factor bus PPD naik dari 40% menjadi 70%.
Dengan beberapa indikator performa kunci yang tercapai, Darmaningtyas mendorong agar penerapan kebijakan pelat ganjil-genap dilanjutkan setelah Asian Games 2018 selesai.
"Sepekan sebelum Asian Games berakhir, harus dievaluasi apakah bisa lanjut. Sebaiknya itu sudah diputuskan sebelum Asian Games selesai. Ini keputusan politik. Tergantung gubernurnya [Gubernur DKI Jakarta]," paparnya.