Bisnis.com, MALANG — Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil menciptakan asap cair dari batok kelapa yang dapat berfungsi sebagai alternative bahan pengawet seperti formalin.
Tiga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK-UB), yakni Dysa Nurrachma, Chusnul Liyah, dan Mahbubur Rahman.
Dysa Nurrachma, Ketua Tim, mengatakan bahan pangan seperti ikan mengandung kadar air tinggi sehingga mudah mengalami kemunduran mutu akibat mikroorganisme. Penambahan formalin secara efektif dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, namun penggunaannya tidak diperbolehkan.
“Selama ini mayoritas masyarakat sering menggunakan formalin sebagai penghambat bakteri pada makanan, terlepas karena ketidaktahuan akan bahaya formalin atau karena ingin meraup untung yang sebesar-besarnya,” katanya di Malang, Rabu (1/8/2018).
Karena itulah, mereka mencoba mencari terobosan baru sebagai alternatif bahan pengawet formalin yaitu dengan menciptakan asap cair dari batok kelapa.
Menurut Dysa Nurrachma, memang telah ada metode pengasapan dengan cara meletakkan ikan di atas kayu yang di asapkan. Namun metode tersebut kurang efektif dan berpotensi menumbuhkan bakteri dari cemaran udara.
Asap cair dari batok kelapa tersebut mereka namakan Coconut Shell Liquid Smoke (CS-LS). Nilai rendemen Coconut Shell Liquid Smoke (CS-LS) grade 3 sebesar 11,76%, dan grade 2 sebesar 11%, grade 1 sebesar 11,37 dengan rata-rata efisiensi destilator sebesar 93,34%.
Pengaplikasian pada bahan pangan khususnya pada hasil perikanan merupakan parameter yang penting sebagai penentu kualitas dari Coconut Shell Liquid Smoke (CS-LS) sebagai bahan pengawet pengganti formalin yang aman untuk digunakan.
Pada pengaplikasiannya menggunakan 4 sampel uji berupa Ikan Kembung segar ukuran 250-300 gram bentukan whole dan fillet, Udang Vannamei kecil ukuran konsumsi bentukan wholedan butterfly.
Pemilihan penggunaan konsentrasi 7,5% dan 10% karena pada konsentrasi tersebut Coconut Shell Liquid Smoke (CS-LS) sudah mulai dapat membentuk zona hambat.
Hasil penelitian pada konsentrasi Coconut shell liquid smoke (CS-LS ) sebesar 7,5% dan 10%, diaplikasikan pada ikan, dan udang bentukan whole dapat bertahan selama dua hari, sedangkan bentukan fillet dan butterfly dapat bertahan selama tiga hari pada suhu ruang, masa simpan dapat diperpanjang dengan penyimpanan pada suhu rendah.
Dibandingkan dengan penggunaan ikan berformalin bisa bertahan hingga 3-4 hari pada suhu ruang.
Dibimbing dosen fakultas tersebutm . Hartati Kartikaningsih, mereka menggagas kegiatan tersebut melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai oleh Kemenristek Dikti.