Bisnis.com, JAKARTa—Pengembang di Jakarta sepertinya berlomba untuk membangun gedung pencakar langit. Rekor tertinggi saat ini dipegang Gama Tower, 310 meter, tetapi sebentar lagi akan dikalahkan oleh Thamrin Nine setinggi 334 meter. Rencana gedung tertinggi dipegang Signature Tower, 638 meter.
Dengan makin mahalnya lahan di Jakarta, maka untuk mengoptimalkan bangunan, pilihan gedung vertikal tinggi telah menjadi pilihan. Bukan hanya di Jakarta, di berbagai kota padat di sejumlah negara juga terus membangun gedung jangkung.
Dewan Bangunan Tinggi dan Hunian Kota, atau Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH), lembaga yang juga merupakan badan berkuasa yang memberi ukuran resmi ketinggian bangunan yang bermarkas di Chicago Amerika Serikat itu, melaporkan bahwa bangunan dengan tinggi di kisaran 200 meter atau lebih, yang selesai pada 2017, mencapai total 144 unit bangunan.
Laporan itu juga mencatat pada tahun itu merupakan tahun paling beragam secara geografis dalam hal jumlah kota dan negara-negara yang menyelesaikan bangunan setinggi 200 meter plus, dengan 69 kota di 23 negara.
Penyelesaian kedua menara baru, yaitu Ping An Finance Center di Shenzhen dan Lotte World Tower di Seoul. Ping An Finance Center 599 meter sementara Lotte World Tower mencapai 554 meter membuat Menara Kembar Petronas keluar dari daftar 10 Gedung Tertinggi di Dunia.
Pada 2018, diperkirakan ada 130 hingga 160 bangunan dengan ketinggian 200 meter atau lebih yang selesai dibangun. Bahkan, beberapa di antaranya masuk dalam kategori supertall (dengan tinggi 300 meter atau lebih). Artinya, gedung pemegang peringkat tertinggi dunia bakal selalu dinamis.
Untuk peringkat dunia, Menara Jeddah setinggi 3.280 kaki (1.000 meter) di Arab Saudi yang akan dibuka pada 2020, bakal menggusur ikon Dubai Burj Khalifa (setinggi 828 meter) di Uni Emirat Arab dari takhta sebagai gedung pencakar langit tertinggi di dunia.
Nilai konstruksi Menara Jeddah diperkirakan menelan biaya US$1,4 miliar. Menara itu akan menjadi permata mahkota Jeddah Economic City, proyek komersial dan perumahan seluas 5,3 juta meter persegi yang akan menampilkan rumah, hotel dan kantor, serta tempat-tempat wisata.
382 Gedung
Indonesia, khususnya ibukota Jakarta, sepertinya tidak mau ketinggalan. Berdasar catatan The Skyscraper Center, total gedung tinggi yang dimiliki oleh Jakarta mencapai 382 gedung. Dari data tersebut, beberapa gedung masih dalam proses pembangunan.
Predikat pencakar langit tertinggi saat ini dipegang oleh Gama Tower yang dikembangkan oleh Gama Land. Menara ini juga sering disebut sebagai Cemindo Tower. Gedung dengan tinggi arsitektural 288,6 meter dan pucuk 310 meter ini terdiri dari 64 lantai. Secara global, statusnya berada di peringkat 162 dunia, sedangkan di Asia, posisinya ada di peringkat ke-93.
Salah satu penyewa gedung yang berlokas di Kuningan, Jakarta Selatan itu adalah WHO (World Health Organization), Organisasi Kesehatan Dunia yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini akan mulai beroperasional pada Agustus.
Direktur Gamaland Dicky Iksan Soetikno mengatakan WHO menyewa satu lantai dengan luasan 1.500 meter persegi di gedung perkantoran yang menyandang predikat sebagai pencakar langit tertinggi di Indonesia. Menurutnya, dengan beroperasionalnya WHO akan memberikan nilai tambah bagi Gama Tower dan keberagaman penyewa.
Selain tujuh lantai yang terisi penuh oleh usaha dari Gama Corporation, para penyewanya juga bervariasi industrinya dengan mayoritas perusahaan lokal.
Predikat gedung tertinggi tersebut segera berpindah. Proyek kawasan terpadu seluas 5,4 ha yang terletak di segitiga emas, Jakarta Pusat, yakni Thamrin Nine akan berdiri Tower 1 setinggi 334 meter, yang memiliki 70 lantai dan dijadwalkan selesai pada tahun depan.
Menara tersebut terbagi atas dua fungsi yakni perkantoran dan hotel. Perkantoran menempati 45 lantai pertama, sedangkan hotel menempati lantai 46 ke atas.
Direktur Desain PT Putragaya Wahana, Michael Winner menambahkan, Tower 1 dan 2 adalah area perkantoran dengan kelas A premium yang juga memiliki fasilitas seperti ritel podium, fasilitas komersial, pusat olahraga, fasilitas hiburan serta hotel mewah dan hotel bisnis kelas atas.
“Tower 1 dari Thamrin Nine nantinya akan menjadi gedung tertinggi di Indonesia dan ke-96 tertinggi di dunia, dirancang dengan keamanan dan standar seismik 25% lebih tinggi daripada kode bangunan saat ini,” katanya pekan ini.
Komisaris PT Putragaya Wahana, Indrajati mengatakan selain tower pertama, dengan pembangunan yang dilakukan secara bertahap, Tower 2 setinggi 275 meter diharapkan dapat selesai pada 2022
Kompleks ini dirancang akan terhubung langsung ke Stasiun MRT Dukuh Atas melalui terowongan bawah tanah. Stasiun Sudirman Baru dengan layanan Kereta dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta juga dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Pencakar langit lainnya di Ibu Kota, ada di kawasan pengembangan multifungsi Mangkuluhur City. Proyek KG Group yang bermitra dengan perusahaan milik Hotomo Mandala Putra, Humpuss Grup itu akan membangun gedung perkantoran 80 lantai bernama Office Tower Two, dengan ketinggian lebih dari 300 meter di koridor Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Harry Gunawan, sang pemilik KG Group mengungkapkan pembangunannya masih dalam tahap perizinan dan kemungkinan realisasinya dilakukan setelah pemilihan presiden (Pilpres) 2019 juga dengan melihat kondisi pasar perkantoran yang diharapkan segera pulih.
Selain Office Tower Two, terdapat Office Tower One setinggi 33 lantai dan 5 lantai bawah tanah dengan penyewa utama PT Bank KEB Hana, Apartemen Tower A setinggi 53 lantai dan 4 lantai bawah tanah, dan Regent Hotel and Residence.
Gedung Tertinggi
Gedung tertinggi di Indonesia yang direncanakan berdiri pada 2022 bakal diraih Signature Tower Jakarta, dengan ketinggian 638 meter dan 113 lantai.
Menara yang juga digadang-gadang akan menjadi menara tertinggi di Asia Tenggara ini akan dikembangkan oleh PT Grahamas Adisentosa, anak usaha yang 99,99% sahamnya dimiliki emiten dengan kode saham SCBD tersebut.
Gedung milik Tomy Winata ini akan dibangun sebanyak 111 lantai dengan menelan investasi hingga US$1,7 miliar, atau Rp23,8 triliun dengan kurs Rp14.000 per US$. Gedung ini adalah bagian dari proyek pengembangan kembali seluas 50 hektare di dekat Persimpangan Semanggi dan berada tepat di selatan Stadion Gelora Bung Karno.
Sayangnya, Tony Soesanto, Direktur Grahamas Adisentosa, mengatakan bahwa proyek yang semula dijadwalkan mulai dibangun tahun ini harus ditunda lantaran kondisi pasar perkantoran yang tengah kelebihan pasokan.
Selain itu dari kajian dan penelitian baru tentang proyek ini dari pemda DKI Jakarta masih memastikan bisa tidaknya proyek ini dibangun di Jakarta, menimbang proyek setinggi ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Menurut rencana, gedungnya akan mencakup 6 lantai ruang bawah tanah yang digunakan untuk tempat parkir sementara podium akan menghadirkan toko ritel, konvensi, dan tempat hiburan dengan bagian lain gedung pencakar langit yang digunakan sebagai kantor dan tempat hunian.
Bila sejumlah bangunan pencakar langit tersebut beroperasi, membuat Gama Tower yang saat ini memuncaki tahta sebagai gedung tertinggi di Jakarta akan turun jauh ke peringkat 14.