Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pertanian sedang berusaha memecahkan masalah penyakit 90-40-60 atau dikenal dengan H9N2 yang menyerang ayam layer saat akan memproduksi telur.
Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Fadjar Sumping mengatakan pemerintah sedang berusaha untuk dapat memproduksi vaksin H9N2. Sampai saat ini, belum tersedianya vaksin di Indonesia karena cukup sulit untuk membuat vaksin yang memenuhi persyaratan.
"Agar tidak terkena virus tersebut, perlu menerapkan biosecurity yang baik, laksanakan program vaksinasi yang sudah biasa dilakukan, berikan pakan dengan cukup dan nutrisi yang baik, berikan vitamin dan juga imunostimulan sebagai pemacu daya tahan tubuh," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (15/7/2018).
Fadjar menerangkan penyakit H9N2 adalah bagian dari virus flu burung yang mulanya terjadi pada 2016, tapi tidak mematikan seperti H5N1. Sifat H9N2 adalah menyerang telur yang akan diproduksi.
Kasus ini disebut tidak berhubungan dengan pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoters (AGP) pada pakan ternak.
"Tidak ada hubungan dengan pelarangan AGP, karena AGP hanya bisa membantu produktivitas 3%-5% kalau kondisi ayam dan kandang sangat bagus," jelasnya.
Menurut Kementan, selama peternak mau menerapkan biosecurity yang baik termasuk di peternakan skala kecil, maka tidak akan ada masalah penurunan produksi.
"Peternakan yang sudah bagus manajemennya dan biosecurity-nya walaupun peternakan kecil, sudah tidak ada masalah penurunan produksi. Karena penyakit [H9N2] akibat virus kalau sudah kena sulit untuk diobati. Jadi harus dicegah dengan menjaga agar tidak ada virus masuk ke kandang," tegas Fadjar.