Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menaikan Nilai Jual Objek Pengganti (NJOP) dinilai akan turut dirasakan oleh pengelola mal dan gedung.
Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara mengatakan selain berdampak pada kenaikan harga rumah, kenaikan NJOP juga akan berdampak pada sektor bisnis dengan pendapat berulang seperti mal atau sektor bisnis yang menggunakan gedung di Jakarta.
“Dengan kenaikan NJOP berarti bayar pajak akan semakin mahal, Itu membuat mereka [pebisnis ritel] akan merasakan kenaikan biaya jadi keseluruhan cost of production bisa naik sehingga bisa jadi akan menaikan harga jual juga,” ungkap Dani saat dihubungi Bisnis, Selasa (10/7/2018).
Dani mengungkapkan terdapat kemungkinan kenaikan biaya tertentu yang akan dilakukan pengelola mal untuk menjawab kebijakan yang ditetapkan.
Apalagi, lanjutnya, lokasi sebagian besar mal berada di lokasi utama yang umumnya memiliki NJOP tinggi sehingga akan semakin membebani pebisnis ritel atau tenan mal.
Namun, Dani mengungkapkan pengelola mal juga belum tentu akan langsung menaikkan beban sewa terhadap penyewa akibat kondisi ekonomi yang bergejolak akibat kenaikan suku bunga dan lain-lain.
Baca Juga
“Pengaruhnya [kenaikan NJOP] pasti ada, kalau membebani sedikit atau banyak juga ada,” papar Dani.
Sementara itu, Ketua Asosiai Pengelola Pusat Belanja Indonesia Stefanus Ridwan mengatakan kenaikan NJOP tidak akan berdampak pada kenaikan harga sewa melainkan tarif service charge atau biaya operasional.