Bisnis.com, MAKASSAR — Kapal Motor Arista yang karam di Perairan Makassar, Rabu (13/6/2018) siang, diduga disebabkan kelebihan muatan.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani mengatakan bahwa indikasi tersebut diperkuat oleh temuan bahwa KM Arista merupakan kapal nelayan yang idealnya memiliki kapasitas hanya 15 orang.
"Tentu saja overload, apalagi ini kapal nelayan, tetapi justru digunakan untuk mengangkut penumpang yang jumlahnya lebih dari dua kali kapasitas idealnya," tuturnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (13/6/2018) malam.
Kondisi tersebut diperparah karena KM Arista mengangkut logistik hingga sepeda motor bersama dengan lebih dari 37 penumpang yang menjadi korban dari tenggelamnya kapal tersebut.
Dicky mengemukakan bahwa sebagian besar penumpang KM Arista merupakan warga Pulau Baranglompo yang bertolak dari Pelabuhan Paotere Makassar usai berbelanja untuk kebutuhan Lebaran.
KM Arista karam di Perairan Makassar atau sekitar 5 mil dari Pelabuhan Paotere setelah dihantam ombak besar.
Baca Juga
Kendati demikian, Dicky belum memerinci langkah penyidikan perihal adanya indikasi pidana dari karamnya KM Arista yang ditengarai dipicu oleh kelalaian dari nakhoda kapal pengangkut penumpang antarpulau tersebut.