Bisnis.com, JAKARTA--Jetstar Asia, jaringan maskapai berbiaya rendah milik Jetstar Group, mengoperasikan 21 penerbangan tambahan untuk rute Singapura menuju empat kota di Indonesia.
Head of Commercial Jetstar Asia Francis Loi mengatakan penerbangan tambahan tersebut akan dilakukan pada periode 9--24 Juni 2018 atau saat puncak arus mudik Lebaran. Keempat kota tersebut adalah Medan, Pekanbaru, Palembang, dan Surabaya.
"Penerbangan tambahan ini untuk mendukung orang Indonesia yang bekerja di Singapura. Mereka bisa pulang ke kampung halaman menggunakan layanan kami," kata Francis, Senin (4/6/2018).
Dia menambahkan hingga saat ini Jetstar melayani 60 penerbangan per pekan ke enam destinasi di Indonesia, semuanya dari Singapura. Dua kota lain yang disinggahi adalah Jakarta dan Denpasar.
Rute Singapura--Jakarta, lanjutnya, merupakan yang terpadat dengan tingkat keterisian kursi penumpang (seat load factor/SLF) mencapai 80%. Adapun, Jetstar terbang dari Singapura menuju Denpasar sebanyak dua kali per hari.
Francis menuturkan jumlah tersebut akan bertambah karena pihaknya berencana meningkatkan intensitas penerbangan Singapura--Denpasar menjadi tiga kali per hari atau 15 kali per pekan. Rute tersebut menjadi favorit pelancong mancanegara yang memulai perjalanan wisata sejak musim panas setiap akhir Maret.
Baca Juga
Dia menjelaskan Singapura menjadi kota penghubung pebisnis dari Jakarta yang akan berkunjung ke destinasi lain di Indocina seperti Bangkok, Phnom Penh, Ho Chi Minh City. Selain itu juga ke kawasan Asia Timur, yakni Haikou dan Shantou di China, Hong Kong, hingga Okinawa di Jepang.
Jetstar mengaku tidak ada rencana untuk menambah rute lain di Indonesia. Kapasitas penerbangan yang ada saat ini dinilai sudah mencukupi permintaan pasar.
Namun, Jetstar akan menghubungkan penerbangan rute Singapura menuju Okinawa, Hat Yai di Thailand, dan Clark di Filipina. Selain itu, mengaktifkan kembali rute Singapura--Clark--Osaka.
Maskapai, yang memperoleh penghargaan Five Star Rating for On Time Performance (OTP) pada 2017 oleh Official Airline Guide (OAG), akan meningkatkan ketepatan waktu terbang dari posisi saat ini 85% menjadi 88% pada akhir 2018.
Francis mengungkapkan tidak akan ada penambahan armada pesawat dalam waktu dekat. Hal tersebut melihat pada kondisi harga bahan bakar yang terus meningkat dalam dua bulan terakhir.
"Pesawat menimbulkan biaya operasional tambahan bagi maskapai. Kami ingin tetap menjaga agar tetap untung dan tidak membebani pelanggan," ujarnya.
