Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Parkir Angkutan Bebani Biaya Industri Logistik

Tarif parkir di sejumlah bandara menjadi salah satu keluhan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo). Pasalnya, saat ini aturan baru memberlakukan setiap angkutan yang parkir akan dikenakan tarif per jam.
Aktivitas karyawan di salah satu gudang yang ada di Cikarang Dry Port./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas karyawan di salah satu gudang yang ada di Cikarang Dry Port./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Tarif parkir di sejumlah bandara menjadi salah satu keluhan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo). Pasalnya, saat ini aturan baru memberlakukan setiap angkutan yang parkir akan dikenakan tarif per jam.

Wakil Ketua Asperindo Budi Paryanto menuturkan adanya kebijakan baru tersebut dinilai membebani biaya perusahaan logistik, karena perusahaan dirugikan akibat hilangnya fasilitas pass bandara yang bisa diurus bulanan.

“Hampir di semua bandara naik dan mahal. Kami sebagai pelaku usaha yang mondar-mandir tidak difasilitasi pass bandara yang bisa diurus bulanan. Kalau itu masuk 5 kali, ya itu 5 kali kena charge. Itu jadi komponen biaya yang harus dihitung,” katanya di acara JNE Kumpul Bareng Kawan Pers Nasional, di Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Tak hanya karena tarif parkir bandara, dari sisi pergudangan pun Budi mengaku ada beberapa operator nakal yang mencoba mengatur tarif penyimpanan. Namun, dirinya tidak menjelaskan secara detail berapa tarif tersebut.

“Ya kami tidak tahu kaitannya apa, kemudian salah satu operator ini jadi pemain juga. Tetapi, mereka menguasai gudang dan mereka yang tentukan harga gudang," terangnya.

Sementara itu, di sektor laut, Budi mengaku para pengusaha juga mengeluhkan praktik percaloan yang dilakukan oleh sejumlah oknum.

“Kalau kami kirim ke shipping company, kami enggak bisa deal harga langsung. Harus deal sama kelompok atau komunitas tertentu yang harga ditentukan mereka.Kami tahu harga enggak semahal itu, tapi karena kami enggak bisa masuk ya mau enggak mau," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper