Bisnis.com, SHANGHAI -- Pertumbuhan pekonomian China saat ini tidak terlepas dari kian berkembangnya industri manufaktur di negara tersebut.
Selain karena agresivitas perusahaan, dukungan pemerintah pun tak main-main. Berbagai kebijakan dibuat, misalnya dengan cara membuka peluang pasar bagi para produsen asal China, membuat kawasan khusus untuk riset dan pengembangan (Research and Development/R&D) di Jiaxing, Zhejiang, hingga membuat Free Trade Zone (FTZ) di Pudong, Shanghai.
Dalam membuka pasar, Pemerintah China mendorong dan membuat berbagai pameran baik berskala global maupun lokal. Pada akhir tahun ini, tepatnya 5-10 November 2018, akan diselenggarakan pameran berskala global, China International Import Expo (CIIE) di Shanghai yang akan mempertemukan lebih dari 150.000 perusahaan baik itu sebagai pembeli maupun peserta pameran.
Sementara itu, di luar Shanghai tepatnya di kota Shaoxing, saat ini tengah diselenggarakan pameran 2018 Keqiao Textile Expo (Spring), Shaoxing, China yang diikuti oleh 540 peserta pameran dan mengisi sebanyak 1.392 booth.
Salah satu sudut di 2018 Keqiao Textile Expo (Spring).
Menariknya, dari informasi yang dihimpun, Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar oleh beberapa perusahaan peserta pameran di sini seperti yang diutarakan oleh Faye Wang, Director Shaoxing Mulinsen Textile Co. Ltd. Total ekspor ke pasar Indonesia mencapai US$50 juta atau 50% dari total ekspor perusahaan tersebut yang sebanyak US$100 juta.
"Pembeli terbesar berasal dari Bandung dengan produk yang diminati yaitu kategori polyester dan woven," ujarnya kepada jurnalis yang mengikuti program China-Asean Media Journey on the 21st Century Maritime Silk Road 2018, Senin (7/5/2018).
Bagi Faye, mengikuti pameran menjadi ajang yang wajib diikuti karena di situ mereka bisa langsung bertemu dengan pembeli asal mancanegara termasuk asal Indonesia.
Salah satu sudut di 2018 Keqiao Textile Expo (Spring).
Tak hanya membuka pasar, Pemerintah China juga memberikan perhatian penuh terhadap R&D dengan membangun kawasan khusus seperti di Kota Jiaxing di Provinsi Zhejiang yaitu Jiaxing Science City. Di samping itu, beberapa pusat R&D di kawasan tersebut juga berperan sebagai inkubator bagi pebisnis pemula.
Lv Yong, Deputy Party Secretary Zhejian Institute of Advanced Technology, Chinese Academy of Sciences, mengatakan pihaknya telah berhasil melahirkan 63 pebisnis pemula di bidang teknologi dengan total modal US$165,15 juta.
"Di sini, kami tidak hanya menghasilkan produk berteknologi tinggi dengan disesuaikan atas kebutuhan pebisnis tapo juga melahirkan para startup," tuturnya.
Dai Huihui, Manager Assistant Research Centre of Zhejiang Future Technology Institute, pada presentasinya menyebutkan dalam pengembangan produk, pihaknya berusaha bekerja sama dengan perusahaan lain, salah satunya adalah Wingtech Telecommunications khususnya dalam pengembangan teknologi Virtual Reality (VR).
Pengembangan Virtual Reality (VR) di Zhejiang Future Technology Institute.
Tak hanya itu, Institute of Future saat ini juga tengah mengumpulkan dana sebesar 100 juta yuan yang akan diinvestasikan pada beberapa perusahaan binaan dan pengguna hasil penelitian lembaga tersebut, dengan harapan peningkatan aset hingga 300 juta yuan dalam 3 tahun.
Sebagai produsen pengguna, Liu Xiaoqing, Jiaxing Factory Quality Section Chief of Wingtech Communications Group Limited Co., mengatakan R&D sangat penting bagi perusahaan. Saat ini, ada 3 kantor Wingtech yang diperuntukkan bagi riset dan pengembangan.
Wingtech memiliki empat kantor, yakni di Xi'an dan Shanghai sebagai lokasi riset dan pengembangan, selanjutnya di Shenzen merupakan kantor operasional dan R&D. Sementara itu, proses produksi hanya dilakukan di Jiaxing.
Dengan berbagai produk yang dihasilkan, pada tahun lalu salah satu perusahaan komponen elektronik terbesar di China itu berhasil mengirimkan 83,5 juta komponen elektronik ke 170 negara meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya 65,5 juta komponen. Beberapa perusahaan elektronik besar seperti Lenovo, Huawei, Mi, dan Motorola merupakan pembeli utama Wingtech.
Anak-anak SD tengah mencoba pengalaman Virtual Reality (VR)./Reuters
Untuk jumlah pekerja, lanjutnya, secara total di keempat kantor tersebut ada 14.000 orang dan sebanyak 12.000 orang bekerja di Jiaxing. Menariknya, untuk mendekatkan pekerja dengan lokasi bekerja, perusahaan juga menyediakan tempat tinggal seperti rumah susun yang hanya berjarak kurang dari 1 kilometer (km).
"Ya, kami menyediakan tempat tinggal bagi pekerja tapi hanya untuk satu orang tidak membawa keluarga," sebut Liu.
Selanjutnya yang tak kalah pentingnya adalah kehadiran Pilot Free Trade Zone, di Pudong, Shanghai. Kawasan ini mulai beroperasi pada 2013.
Meski demikian, kontribusi dari wilayah tersebut terhadap perekonomian Shanghai cukup besar. Terhitung hingga 2017, terdapat 52.000 perusahaan yang berada di kawasan ini dibandingkan 20 tahun lalu sebelum adanya kawasan perdagangan bebas yang hanya ada 8.553 perusahaan.
Luas kawasan pun terus bertambah. Bila pada awalnya hanya 28,78 km persegi, maka kini bertambah menjadi 120,72 km persegi.
Pihak pengelola FTZ berupaya semaksimal mungkin mempermudah kegiatan bisnis di kawasan ini, salah satunya dengan memberikan pelayanan khusus untuk arus keluar masuk barang terutama dalam hal bea cukai sehingga mempercepat proses produksi berbagai perusahaan yang ada di dalam wilayah tersebut.