Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Pastikan Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi Tetap Terjaga

Bisnis.com, JAKARTA Pemerintah memastikan instrumen fiskal dan moneter yang dimiliki Indonesia masih akan kuat menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi ke depan, kendati sejumlah penyesuaian harus dilakukan akibat tekanan global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarawati (kedua kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (dari kiri), Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan Halim Alamsyah memberikan penjelasan mengenai hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Dedi Gunawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarawati (kedua kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (dari kiri), Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan Halim Alamsyah memberikan penjelasan mengenai hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memastikan instrumen fiskal dan moneter yang dimiliki Indonesia masih akan kuat menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi ke depan, kendati sejumlah penyesuaian harus dilakukan akibat tekanan global.

Salah satunya yakni rencana menaikkan suku bunga acuan yang otomatis akan menaikan suku bunga kredit di perbankan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dari sisi APBN dengan defisit 2,19% itu telah menjadi daya dorong untuk ekonomi tidak hanya berasal dari ukurannya tetapi juga dari efektvitas belanja termasuk utang.

Menurutnya, selama penyesuaian itu bisa meningkatkan produktivitas dan memperbaiki kualitas bukan menjadi masalah besar. Selain itu, infrastruktur yang diupayakan pemerintah kemudian akan meningkatkan efisiensi maka dampaknya sebesar defisit tersebut.

"Selain itu, dengan perkembangan global yang terjadi dan penyesuaian yang akan dilakukan tentu harus dilihat dari bentuk perbaikan pada sisi produktivitas negara ini untuk mampu lebih bersaing," katanya, Senin (30/4/2018) malam.

Sri Mulyani mengemukakan Presiden Joko Widodo juga selalu mengatakan fiskal yang sedang difokuskan untuk pembangunan infrastruktur dan SDM akan memiliki jangka panjang.

Dengan demikian, dari hampir semua studi mengenai belanja negara, kata Sri Mulyani, untuk SDM baik pendidikan maupun kesehatan rerata pengembalian investasi bisa di atas 20%, tetapi tidak juga terjadi dalam setahun yang sama ketika dana diinvestasikan.

Pemerintah akan tetap konsisten untuk melakukan investasi tersebut. Alhasil, APBN dapat menjadi alat yang mendukung bukan yang turut kontradiktif.

"Orang boleh berdebat bagaimana belanja itu, karena yang penting dilihat adalah kualitas belanjanya karena itu yang akan tentukan kemampuan kita menjaga pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Selain itu, terus mendorong perbaikan SDM dan infrastruktur pemerintah juga terus mengeluarkan dan merumuskan sejumlah insentif pajak baik untuk mendorong swasta dalam investasi maupun ekspor.

Menurut Sri Mulyani, dengan demikian Indonesia tidak perlu menambah uang untuk belanja tetapi dengan memperbaiki kinerja perekonomian oleh birokrasi yang baik maka momentum pertumbuhan dipastikan akan terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper