Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimalisasi Ekspor Pertanian: Ubi Cilembu Diminati Pasar Hongkong, Korea hingga Jepang

Deni menjelaskan, untuk Ubi Cilembu yang paling diminati adalah untuk ukuran super atau ukuran A dan B.
Ubi cilembu
Ubi cilembu

Bisnis.com, BANDUNG -- Komoditas pangan seperti ubi cilembu menjadi komoditas yang tak ada habisnya dimana permintaan terus mengalir tak peduli kondisi ekonomi bagaimana.

Kondisi itu dirasakan langsung oleh Deni Rustandi yang kewalahan memenuhi pesanan ubi cilembu dari pelbagai daerah, mulai dari Riau, Jambi, Surabaya, Bali hingga permintaan dari Jepang, Korea dan Hongkong.

Pria kelahiran Kecamatan Cilembu ini memang sudah sejak lama menekuni dunia pertanian khususnya Ubi Cilembu. Baginya, penjualan ubi cilembu ini mampu menghidupi keluarganya.

Deni yang kini tinggal di Kecamatan Cimanggung, yang bertetanggaan dengan Cilembu, dimana ubi itu berasal, tidak hanya Bertani langsung di kebunnya, tapi juga Bersama petani lainnya juga menerima penjualan dari petani lainnya untuk kemudian dipasarkan.

"Banyak permintaan, ini saja setiap minggunya kita kewalahan," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (23/4/2025).

Setiap pekannya, dia harus memenuhi pesanan dari pelbagai daerah setidaknya mencapai 3-4 ton. Di rumah sederhananya, ia Bersama rekan petani lainnya membuat alur pergudangan sederhana.

Dia mengaku memang perjalanan dia dalam bisnis ini pasar surut. Namun, ia selalu mendapat pelajaran dari setiap kegagalan. Mulai dari pencatatan keuangan, pencatatan produksi hingga manajemen pergudangan.

"Sekarang kita mulai belajar untuk lebih profesional lagi, sehingga setiap rupiah yang masuk dicatat, ubi yang di Gudang juga dicatat, ubi masuk dan ubi keluar dirapikan," ungkapnya.

Dari sana, dia yang tergabung dalam Arunika Multi Agro ini belajar untuk menata bisnis sederhananya ini agar lebih bernilai.

Deni menjelaskan, untuk Ubi Cilembu yang paling diminati adalah untuk ukuran super atau ukuran A dan B. Untuk ukuran itu memang diserap langsung oleh pasar modern hingga kios oven ubi yang tersebar di banyak daerah.

Sementara itu, ukuran yang lebih kecil dari itu pun memiliki nilai yang tidak sedikit dan memiliki pasarnya sendiri.

"Kalau yang lebih kecil, ukuran C itu masih diterima sama kios, tapi yang lebih kecil pun masih bisa dijual, biasanya diserap oleh pabrik," ungkapnya.

Sementara itu petani lainnya, Tatang mengatakan, Ubi Cilembu memang memiliki tempat tersendiri di hati penikmatnya. Sehingga permintaannya terus datang.

Karakteristik Ubi Cilembu asli menurutnya memang tumbuh di Desa Cilembu dan sekitarnya. Adapun ubi yang bentuknya sama tapi dihasilkan di luar daerah tersebut biasanya kualitas madu dari ubinya berbeda. 

"Bahkan ada yang madunya nggak keluar, jadi nggak bisa dioven," jelasnya.

Tatang berharap, bisnis Ubi Cilembu ini terus berkembang dan memiliki nilai ekonomi yang menyejahterakan petaninya.

"Memang harganya ini terjaga, terkadang harga turun kalau ada panen berbarengan. Kalau lagi jarang ada yang panen, harga lumayan," ungkapnya.

Menurut Tatang, pihaknya berharap produknya bisa masuk di pasar ekspor. Soal kualitas, memang sudah tidak usah diragukan lagi, hanya saja pihaknya butuh pendampingan untuk alur hingga ekspor itu bisa dilakukan dengan mandiri.

"Kalau lewat orang [agregator], sudah banyak yang nawarin, cuma sekarang pengen coba sendiri," tandasnya.   


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper