Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Badan Anggaran DPR Said Abdullah menyindir gaya komunikasi publik anggota KSSK usai Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG sempat anjlok hingga 6,12% pada perdagangan sesi I pada Selasa (18/3/2025).
Setelah merosot dan melewati penghentian perdagangan sementara (trading halt), IHSG ditutup di level 6.223,38 atau turun 3,84% pada perdagangan hari ini.
Said meyakini anjloknya IHSG tersebut merupakan sinyal pasar keuangan yang harus diwaspadai pemerintah. Dia pun mendorong seluruh anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memberikan respon untuk menenangkan pasar.
Anggota KSSK sendiri terdiri dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.
"Benahi gaya komunikasi publik, lebih simpatik, dan dialogis, ajak semua komponen terutama para pengusaha besar untuk menyelamatkan pasar keuangan kita," ujar Said dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).
Apalagi, sambung elite PDIP itu, Presiden Prabowo Subianto kerap mengajak rekanan bisnis internasional untuk memperkuat pasar keuangan Indonesia seperti Ray Dalio.
Baca Juga
Sejalan dengan itu, pemerintah harus bisa menunjukkan bahwa reformasi fiskal yang tengah berjalan menjamin keberlangsungan jangka panjang. Dengan begitu, Said yakin keraguan investor akan hilang setidaknya surat berharga negara (SBN) tetap dianggap menarik.
Selain itu, dia mendorong otoritas bursa dan OJK tidak perlu merespons secara berlebihan. Menurutnya, reaksi berlebihan akan mendorong aksi jual pelaku pasar lebih luas hingga ke pasar SBN dan valuta asing.
"Cermati perkembangan setidaknya satu—dua hari ini," katanya.
Untuk jangka panjang, Said menilai OJK dan otoritas bursa hendaknya memperluas basis investor, terutama di sektor ritel, dan inovasi produk, terutama syariah untuk memperkuat pasar saham.
Dia juga menghimbau para pihak yang tak memiliki sangkut paut dengan otoritas bursa agar tidak menambah kepanikan pasar.
"Langkah-langkah yang diniatkan untuk meredakan keadaan, justru makin menimbulkan perhatian dan reaksi berlebihan dari para pelaku pasar," tutup Said.