Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KSSK: Sistem Keuangan Indonesia Stabil dan Terkendali

Bisnis.com, JAKARTA Rapat kuartal I/2018 Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memaparkan sejumlah isu krusial terkait komitmen penjagaan stabilitas penopang pertumbuhan ekonomi. Salah satunya tekanan yang terjadi pada nilai tukar rupiah selama April 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarawati (kedua kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (dari kiri), Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan Halim Alamsyah memberikan penjelasan mengenai hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Dedi Gunawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarawati (kedua kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (dari kiri), Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan Halim Alamsyah memberikan penjelasan mengenai hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Rapat kuartal I/2018 Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memaparkan sejumlah isu krusial terkait komitmen penjagaan stabilitas penopang pertumbuhan ekonomi. Salah satunya tekanan yang terjadi pada nilai tukar rupiah selama April 2018.

Menteri Keuangan yang juga menjabat sebagai Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi karena faktor eksternal yakni antara lain, faktor penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) hampir terhadap seluruh mata uang di dunia.

"Penguatan dolar AS ini juga didorong oleh berlanjutnya kenaikan yield US treasury atau suku bunga obligasi negara AS hingga mencapai 3,03% yang tertinggi sejak 2013 dan potensi kenaikan Fed Funds Rate lebih dari tiga kali," katanya, Senin (30/4/2018).

Namun, Sri Mulyani memastikan sistem keuangan dalam kondisi stabil dan terkendali pada kuartal I/2018 meski tekanan pada pasar keuangan mengalami peningkatan jelang akhir April 2018.

Dirinya mengemukakan sistem keuangan yang stabil dan terkendali tersebut ditopang oleh fundamental ekonomi yang kuat, kinerja lembaga keuangan yang membaik, dan kinerja emiten di pasar modal yang stabil.

Adapun, kenaikan yield dan suku bunga di AS dipicu oleh meningkatnya optimisme investor terhadap prospek ekonomi di Amerika Serikat.

Optimisme itu sendiri muncul akibat berbagai data yang menyebutkan kalau ekonomi AS terus membaik seiring dengan ketegangan perang dagang antara AS dan China selama 2018. Alhasil, mayoritas mata uang negara di emerging market termasuk Indonesia ikut melemah.

Sementara itu, turut hadir dalam rapat KSSK kuartal I/2018 yakni Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper