Bisnis.com, JAKARTA - Produsen pakan ikan bersiap menaikkan harga jual menyusul kenaikan biaya produksi akibat tren penguatan dolar Amerika Serikat dan lompatan harga bahan baku.
General Manager Sales PT Cheil Jedang (CJ) Feed Indonesia Haris Muhtadi mengatakan kenaikan harga tepung kedelai (soybean meal), vitamin, dan apresiasi dolar AS, membuat biaya produksi pakan naik rata-rata 5,4%.
Mengikuti peningkatan biaya produksi, produsen pakan ikan asal Korea itu akan menaikkan harga jual sekitar 3,8% mulai 1 Mei.
"[Harga] pakan ikan dan udang pada naik semua," kata Haris kepada Bisnis, Senin (23/4/2018).
Menurut dia, margin ditekan agar harga pakan tetap mampu dijangkau petambak udang yang saat ini daya belinya melemah karena penurunan harga udang.
Tren penguatan kurs dolar AS terhadap mata uang Asia terjadi sejak awal tahun seiring dengan peningkatan peluang kenaikan suku bunga the Fed. Mengutip Bloomberg, sepanjang tahun berjalan (year to date) rupiah melemah 2,6% ke posisi Rp13.893 per dolar AS.
Sementara itu, harga kedelai sejak awal tahun hingga pertengahan April naik 10,7% menjadi US$1.064,8 sen per bushel di Chicago Board of Trade (CBOT), terpengaruh oleh penurunan stok global akibat kekeringan di Argentina, produsen kedelai terbesar ketiga di dunia.
Sementara itu, setelah penjualan pakan perikanan budi daya (akuakultur) tahun lalu turun 6% menjadi 1,55 juta ton, Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) memperkirakan penjualan tahun ini cenderung flat karena dibayangi penertiban keramba jaring apung (KJA) di sejumlah waduk dan penyakit udang.
Ada 18 produsen pakan akuakultur di Indonesia berdasarkan catatan GPMT, terdiri atas 13 perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan 5 perusahaan penanaman modal asing (PMA).