Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Serat Karbon Hitam Cabot Menimbang Rencana Investasi di Indonesia

Indonesia bersaing dengan Thailand untuk mendapatkan investasi Cabot Corporation.
Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian./Kemenperin
Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian./Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia bersaing dengan Thailand untuk mendapatkan investasi Cabot Corporation. 

Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian menuturkan Cabot menjajaki perluasan investasi di Indonesia. Kapasitas yang sudah beroperasi di Indonesia mencapai 90.000 ton per tahun serat karbon hitam (carbon black). Perusahaan berencana membangun pabrik baru dengan kapasitas sama. 

"Belum diputuskan apakah mereka jadi di Indonesia atau enggak. Alternatif pilihan menurut mereka Thailand. Jadi itu, dua itu [Indonesia atau Thailand] pilihannya," kata Sigit seusai menerima kunjungan Cabot di Kementerian Perindustrian, Selasa (17/4/2018). 

Serat karbon hitam digunakan sebagai pigmen dan penguatan di karet dan produk plastik. Produk ini banyak digunakan untuk campuran cat, tinta hingga pembuatan ban.

Sigit menuturkan Cabot mengajukan beberapa permintaan fasilitas jika akhirnya menempatkan investasi di Indonesia. Fasilitas itu meliputi insentif pajak, kemudahan bahan baku hingga kepastian pembelian listrik yang mereka produksi. 

"Mereka masih evaluasi dan mereka apresiasi dengan adanya tax holiday yang kemarin keluar karena itu. Insentif yang mereka minta betul [dalam pertemuan dengan Kementerian Perindustrian] kemarin-kemarin kan. [Rencana] Investasi mereka kurang lebih sekitar Rp1 triliun," katanya. 

Bahan baku carbon black yang dibutuhkan Cabot yakni decant oil. Produk ini diimpor dari sejumlah negara mulai dari Timur Tengah hingga ke China. Untuk memasukkan produk ini, Cabot harus mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Perdagangan. 

Kendala lain yang disampaikan perusahaan adalah harga beli atas listrik yang diproduksi. Cabot mengajukan harga yang mendekati keekonomisan dalam kawasan industri. Pembeli yang berminat, yakni pengelola kawasan industri tempat Cabot Indonesia beroperasi mengajukan separuh harga dari tarif umum yang dikenakan oleh PLN.   

Manajemen Cabot Indonesia yang menyambangi Kementerian Perindustrian enggan memberikan penjelasan lebih detail tentang rencana ekspansi di Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper