Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Elektronik Lesu, Panasonic Andalkan AC

Daniel Suhardiman, Ketua Bidang Home Appliances Gabel yang juga menjabat sebagai Associates Director PT Panasonic Manufacturing Indonesia, menyampaikan mengacu pada hasil beberapa survei atau riset yang dilakukan perusahaan terlihat daya beli masyarakat masih menurun, terutama di kalangan menengah ke bawah.
Panasonic/ilustrasi
Panasonic/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Daniel Suhardiman, Ketua Bidang Home Appliances Gabel yang juga menjabat sebagai Associates Director PT Panasonic Manufacturing Indonesia, menyampaikan mengacu pada hasil beberapa survei atau riset yang dilakukan perusahaan terlihat daya beli masyarakat masih menurun, terutama di kalangan menengah ke bawah.

Dengan demikian, ketika daya beli segmen menengah ke bawah menurun, penjualan barang elektronik di dalam negeri pun terkena dampaknya.

Daniel mencontohkan produk kulkas misalnya, penjualan mengalami penurunan sekitar 30% dibandingkan dengan 5 tahun lalu. Pada 2012, penjualan kulkas mencapai angka 3,5 juta unit dan tahun lalu menjadi sekitar 2,5 juta unit. “Proyeksi tahun ini, diperkirakan belum bisa pulih. Kami memang tidak sepenuhnya pesimistis, masih ada keyakinan setidaknya tumbuh seperti tahun lalu,” katanya.

Dalam menghadapi kondisi ini, pelaku industri terus mengupayakan efisiensi dan peningkatan produktivitas. Selain itu, asosiasi juga terus memberikan masukan kepada pemerintah supaya iklim usaha nasional membaik.

Adapun, untuk Panasonic, Daniel menyebutkan proyeksi penjualan sama dengan industri. Pada tahun ini, produk air conditioner (AC) menjadi produk yang diharapkan bisa menjadi pendorong penjualan.

“Dari pangsa pasar, Panasonic kuat di AC, kami nomor 1 secara nasional. Selain itu, produk pompa air dan kipas angin juga mendominasi penjualan kami,” kata Daniel.

Pada kesempatan terpisah, Ali Soebroto, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), mengatakan penjualan produk elektronik belum bisa membaik karena dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang telah berubah prioritasnya. Saat ini, masyarakat lebih memilih membelanjakan uang untuk kegiatan rekreasi dibandingkan dengan membeli peralatan elektronik model terbaru.

"Paling sedikit penurunannya 10% untuk tahun ini. Tahun lalu kan sekitar 15%," ujarnya belum lama ini.

Menurutnya, gelaran olahraga seperti Asian Games dan Piala Dunia, serta pemilihan kepala daerah secara serentak pada tahun ini tidak akan mengangkat penjualan secara signifikan.

Ali menyebutkan hanya industri makanan dan minuman yang bakal tumbuh dengan baik sepanjang tahun ini karena kebutuhan masyarakat akan produk mamin terus naik seiring pertumbuhan jumlah penduduk.

Ali pun berharap industri-industri prioritas dapat tumbuh dengan baik dari hulu ke hilir sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. "Kalau berkembang, serapan tenaga kerja banyak dan mereka akan spending lagi. Untuk sekarang kan nunggu elektronik rusak dulu baru beli lagi," katanya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper