Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pelat merah, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) menargetkan pertumbuhan produksi gula dari perkebunan tebu bersama mitra kebun rakyat dengan kenaikan rendemen mencapai 8,5% dari total produksi pada 2017 mencapai 320.000 ton.
Direktur Utama RNI, Didik Prasetyo mengatakan pertumbuhan produksi gula di perkebunan RNI serta bermitra dengan kebun tebu rakyat berangsur naik turun. Pertumbuhan tersebut ditentukan dengan cuaca yang terjadi di Indonesia.
Sebagai contoh, produksi gula dari tujuh kebun tebu pada 2015 mencapai 213.000 ton dan turun menjadi 273.000 ton akibat hujan yang terjadi sepanjang tahun. Sementara pada 2017, produksi kembali membaik hingga naik 320.000 ton.
Baca Juga
Meski produksi gula mengalami fluktuasi, rendemen untuk sektor gula terus mengalami kenaikan. Pada 2016, rendemen tebu menjadi gula mencapai 6,7% kemudian naik pada 2016 menjadi sekitar 7%-8%. Sementara pada 2018, RNI menargetkan dapat naik lagi hingga 8,5%.
“Tahun ini kami harapkan rendemen lebih baik karena iklim menjadi lebih baik. Insya Allah bisa 8,5% rendemen menjadi gula,” kata Didik usai kegiatan Global Economic Outlook 2018 RNI di The Royal Ballroom Springs Club, Jumat (6/4/2018).
Selama ini, RNI melalui anak usahanya seperti PT PG Rajawali I dan PT PG Rajawali II serta PT PG Candi Baru bermitra dengan kebun tebu milik masyarakat. Dari kerjasama kemitraan tersebut, perusahaan membagi hasil produksi yakni 66% untuk petani tebu rakyat dan 34% sisanya untuk perusahaan gula milik perseroan.