Bisnis.com, Jakarta – Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan kekuangan holding BUMN klaster pangan pasca penggabungan atau merger.
Dia berharap Holding BUMN Pangan kian memperkuat upaya transformasi ekosistem pangan mulai dari sektor pertanian, sektor perikanan, perdagangan dan logistik saling bersinergi dalam mendukung ekosistem pangan nasional.
"Saya berharap penggabungan atau pembentukan Holding BUMN Klaster Pangan juga mampu meningkatkan manfaat di sepanjang rantai nilai pangan," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (21/9/2021).
Dia memberi contoh kekuatan bisnis melalui sinergi PT Sang Hyang Seri (SHS) dan PT Pertani, diantaranya dengan mengembangkan Corporate Farming, membangun merek retail yang kuat. Salah satu inovasi produk retail Beras Ratu Mutiara kemasan Kontainer milik PT Pertani yang baru saja diluncurkan.
Menurutnya, mengembangkan produk premium, BUMN tersebut dapat meningkatkan volume bisnis benih, produksi dan penjualan hingga peluang ekspor seperti beberapa bulan lalu PT SHS telah melaksanakan nota kesepahaman ekspor beras dengan Al Batlah di Arab Saudi.
“Penggabungan SHS dan Pertani dapat berperan di hulu dan berkolaborasi dengan para petani plasma dengan memproduksi beras, benih, jagung, dan produk hortikultura lainnya," jelasnya.
Selain itu, dia mengungkapkan Perindo dan Perinus dapat saling menguatkan memajukan sektor perikanan kerja sama dengan para nelayan maupun petambak, dengan menghadirkan produk – produk ikan yang berkualitas.
Bukan itu saja, mantan Dirut PT Food Station Tjipiang tersebut mengatakan PPI dan BGR Logistics dapat saling melengkapi pada sektor trading dan logistik secara retail, domestik hingga pasar global melalui ekspor produk-produk pangan Indonesia.
Arief menambahkan penggabungan BUMN tidak berdampak pada karyawan yang digabung dan tidak ada pengurangan atau pemutusan hubungan kerja (PHK). .
"Seluruh kewajiban perusahaan BUMN yang digabungkan berkomitmen untuk melakukan kewajiban pelayanan kepada seluruh stakeholders meliputi konsumen, mitra/relasi, suplier, investor dan kewajiban kepada pemangku kepentingan lainnya," katanya.
Staf Khusus III Menteri BUMN bidang Komunikasi publik Arya Sinulingga menambahkan proses merger ditujukan terhadap BUMN yang memiliki fokus bisnis yang sama.
Dia mencontohkan penggabungan PT Pertani ke dalam PT Sang Hyang Seri yang sama-sama bergerak di sektor pertanian, PT Perikanan Nusantara (Perinus) yang bergabung dengan PT Perikanan Indonesia (Perindo) yang memiliki fokus perikanan, serta BGR Logistics yang
dimerger ke dalam Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang sama-sama bergerak di sektor perdagangan dan logistik.
Arya mengungkapkan proses penggabungan BUMN ini juga bagian dalam pembentukan holding BUMN pangan yang dipimpin PT RNI, Arya meyakini proses penggabungan sejumlah BUMN klaster pangan akan memperkuat ekosistem pangan nasional ke depan.
"Ini langkah Pak Erick Thohir supaya satu kesatuan ekosistem dalam membantu industri pangan dan BUMN-BUMN dengan di-holding mereka akan lebih fokus, kuat, dan tidak saling bersaing," ucap Arya.