Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Teknologi Ini Bisa Tekan Biaya Produksi Panas Bumi

Teknologi Geo-Flow Imaging yang dikembangkan oleh Selandia Baru diklaim dapat menekan biaya eksplorasi dan pengeboran sumur panas bumi.
Pekerja beraktivitas di area instalasi sumur Geothermal atau panas bumi milik PT Geo Dipa Energi kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (10/10)./ANTARA-Anis Efizudin
Pekerja beraktivitas di area instalasi sumur Geothermal atau panas bumi milik PT Geo Dipa Energi kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (10/10)./ANTARA-Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA - Teknologi Geo-Flow Imaging yang dikembangkan oleh Selandia Baru diklaim dapat menekan biaya eksplorasi dan pengeboran sumur panas bumi.

Geo-Flow Imaging merupakan teknologi dan metodologi terbaru ini untuk memetakan sistem panas bumi secara lebih akurat dengan biaya pengeboran yang bisa lebih efisien secara signifikan.

Pakar teknologi dari IESE (Institute of Earth Science and Engineering) dari Selandia Baru, Peter Leary, mengatakan teknologi pencitraan arus geo ini dapat memberikan hasil identifikasi sumber energi panas bumi yang lebih baik dan efektif dalam proses pembebanan.

"Geo-Flow Imaging juga akan memberikan proses terbaik dan hemat biaya untuk mengidentifikasi sumber energi panas bumi yang layak dieksploitasi," ujar Peter dalam seminar Geo-Flow Imaging digagas Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Senin (19/3/2018).

Hal ini, lanjut Peter, akan mengurangi biaya eksplorasi dan pengeboran sumur geotermal yang lebih murah, lebih cepat dan lebih baik. "Dengan Geo-Flow Imaging ini juga akan mengurangi risiko, dan meningkatkan peluang balik modal lebih cepat," katanya.

Dia menjelaskan, metode ini sebelumnya telah sukses diaplikasikan pada eksplorasi minyak dan gas bumi (migas). Dengan beberapa modifikasi, Geo-Flow Imaging telah sukses pula diterapkan di panas bumi.

Kepala Badan Litbang ESDM, Sutijasto menuturkan bahwa hampir 70% investasi panas bumi adalah untuk pengembangan hulu. "Investasi hulu didominasi biaya sumur yang berkontribusi sekitar 70 persen. Artinya peran teknologi pengeboran terdepan sangat krusial untuk meningkatkan keekonomian pengembangan energi panas bumi," ujarnya.

Ia berharap para peneliti setelah mendapat wawasan baru ini, dapat mengembangkan beberapa teknologi inovatif yang dapat mengurangi biaya dalam pengeboran panas bumi untuk mendukung tersedianya energi yang berkelanjutan dan terjangkau di Indonesia.

Sementara itu, Diretur Utama PT Energy Development Center (EDC) Panas Bumi Indonesia, Delas M. Pontolumiu menjelaskan bahwa metodologi yang diadopsi dari teknologi pengeboran migas ini memang belum pernah dipraktekkan di kegiatan hulu panas bumi PT EDC. jika dilakukan pada fase eksplorasi dan eksploitasi akan lebih mudah dan mengurangi biaya pengeboran. Metodologi ini rencananya akan diiuji coba dalam pilot project di salah satu wilayah kerja panas bumi dari tujuh WK panas bumi PT EDC yang ada di Filipina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper